Page 570 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 570

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                diketahui dengan jelas latar belakang kehadiran Ratulangi dan kawan-
                kawan  di  Serui.  Kesempatan  ini  kemudian  digunakan  Ratulangi  dan
                Latumahina  untuk  mengadakan  kontak  dengan  orang  Irian  Barat  di
                Serui.  Kontak  ini  dipermudah  dengan  kehadiran  sejumlah  orang
                Indonesia  lainnya  yang  sudah  berada  di  sana  sebelum  kehadiran
                          97
                Ratulangi.   Mereka  adalah  para  guru  asal  Ambon  dan  Ternate  serta
                pedagang yang berasal dari Sumatra dan Makasar.
                        Dalam setiap petemuan, Ratulangi dan Latumahina menjelaskan
                kepada elit Irian Barat di Serui tentang keadaan yang terjadi di Jakarta
                dan di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Ratulangi juga meyakinkan
                para elit Serui bahwa Irian Barat adalah bagian dari wilayah Indonesia
                yang sudah merdeka pada 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, Ratulangi
                berupaya untuk memperoleh dukungan dari masyarakat di Serui untuk
                                                                           98
                mempertahankan  persatuan  dari  Sabang  hingga  Merauke.   Dalam
                beberapa pertemuan, akhirnya diambil kesepakatan untuk membentuk
                partai.  Di  antara  orang  Irian  Barat  yang  sering  berhubungan  dengan
                Ratulangi adalah Silas Papare, Stefanus Rumbewas dan Benjamin Kajai
                serta  Yakop  Thung  Tjing  Ek,   dan  Alwy  Rahman  yang  berasal  dari
                                             99
                          100
                Sumatera.
                        Setelah  mendapat  kebebasan  dari  pemerintah  setempat,  maka
                diadakan  beberapa  pertemuan  internal  antara  Ratulangi  dan
                Latumahina  secara  terbuka  dengan  beberapa  elit  Irian  Barat  di  Serui.
                Kemudian  pada  27  November 1946  Silas  Papare,  Benjamin  Kajai,  dan
                Alwy  Rahman  memohon  surat  ijin  berapat  pada  Den  Hertog  yang
                menjabat sebagai kepala distrik setempat. Pada akhirnya kelompok ini
                mendapat  ijin  mendirikan  partai  politik  di  Serui  namun  kelompok
                Ratulangi diperingatkan oleh pemerintah untuk tidak terlibat jauh dalam
                kegiatan  PKII.   Maka  pada  28  Nopember  1946  diadakan  pertemuan
                             101
                dengan  sekelompok  elit  di  Serui  untuk  membentuk  PKII.  Pada  29
                November  1946,  bertempat  di  gedung  Sekolah  Rakyat  di  Serui  Kota,
                                                                          102
                didirikanlah PKII. Ratulangi terpilih sebagai pemimpin umum.
                        PKII sebagai organisasi bertujuan untuk meningkat kesejahteraan
                masyarakat  Serui  dan  mempromosikan  perjuangan  Indonesia  merdeka
                                                   103
                di  Serui  dan  di  seluruh  Irian  Barat.   Keberadaan  PKII  di  Serui  diakui
                oleh  pemerintah  Belanda  sebagai  akibat  dari  peran  Ratulangi  dan
                Latumahina.  Kemudian, pada 23 Maret 1948, Ratulangi dan kawan-
                            104
                kawannya  dibebaskan  dari  tahanan  di  Serui  dan  dipindahkan  ke
                Yogyakarta.





                558
   565   566   567   568   569   570   571   572   573   574   575