Page 582 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 582
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
141
masyarakat Serui. Pernyataan Woria ini mungkin penting untuk dikaji
lebih dalam karena masyarakat Irian Barat di Irian Barat tidak pernah
mengalami perjuangan fisik seperti di daerah luar Irian Barat.
9.11. Orang Irian Barat Menjelang Konferensi Meja Bundar (KMB)
Setibanya di Yogyakarta, Silas Papare bersama seorang pemuda
asal Jawa Soeparno serta tokoh-tokoh Indonesia lainnya di Jogya
seperti J. Latumahina dan Nottan mendirikan Badan Perjuangan Irian
142
(BPI) dan menerbitkan surat kabar Suara Irian. Melalui surat kabar
inilah isu Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia disebarluaskan
oleh anggota PKII, baik di Irian Barat maupun di daerah Indonesia
lainnya.
Di samping itu, surat menyurat antara pendukung RI di Irian
Barat dan Silas Papare di Jakarta terus berlangsung. Inggamer, salah
satu anggota PIM di Biak, melaporkan kepada Silas Papare tentang
berbagai kejadian di Biak selama kedatangan kelompok pendukung
Belanda. Dalam suratnya ke Silas Papare dikatakan bahwa Marcus
Kaisiepo, Nicolaas Jouwe dan Johan Ariks tiba di Biak untuk
meyakinkan rakyat di Biak bahwa pemerintah Belanda adalah yang
terbaik bagi orang di Irian Barat. Menurut mereka, pertemuan antara
tokoh Irian Barat dengan Ratu Juliana memberi harapan tentang
masa depan Irian Barat yang lebih baik. Ratu Juliana menjanjikan
akan membangun Irian Barat dalam dua puluh tahun mendatang
sehingga rakyat diharapkan jangan memilih Indonesia karena
negaranya miskin dan akan mengalami banyak penderitaan.
Masyarakat di Biak juga dihimbau agar jangan mengikuti Lukas
Rumkorem, Corinus Krey, Warikar, Rumsayor dan Inggamer yang
143
mendukung pemerintah Indonesia. :
Di samping terdapat surat menyurat antara rakyat Irian Barat
dengan Silas Papare di Jogja, badan pengurus BPI di Yogyakarta
mendapat dukungan pula dari berbagai partai politik dan gerakan
yang berada di Jawa. Dalam suratnya kepada Silas Papare di Jakarta, J.
Latumahina memberitahukan berbagai upaya menyangkut dukungan
dan resolusi yang dihasilkan oleh BPI dan partai politik pada 12 Oktober
1949, serta penunjukan Silas Papare dan Latumahina untuk membantu
delegasi Indonesia di KMB. Dalam suratnya tanggal 14 Oktober 1949,
144
Latumahina menyampaikan bahwa:
570