Page 579 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 579

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Ratulangi  khususnya  kepada  Saleh  untuk  menyampaikan  rencana  14
                Maret  ini  namun  tidak  pernah  mendapat  balasan.  Namun  terdapat
                telegram  dari  istri  Saleh  kepada  Petero  Jandi  yang  mengatakan
                ―Toenggoe  malam  Djoemahat  dan  Sabtoe.  Hari  Minggoe  teroes  ke
                Djokjakarta.‖  Nampaknya,  ada  keinginan  Petero  Jandi  dan  Stefanus
                Josef untuk bertemu dengan kelompok Ratulangi yang hendak kembali
                ke Jakarta melalui Biak. Namun sumber ini memberi kesimpulan bahwa
                kelompok Ratulangi seharusnya mengetahui aksi ini tetapi tidak terlibat
                di dalamnya.

                        Seminggu  sebelum  aksi  ini  dilaksanakan,  de  Bruijn  sedang
                melakukan perjalanan dinas. Stefanus Josef menggunakan kesempatan
                tersebut  untuk  pertemuan  dengan  para  tahanan  di  penjara.  Dalam
                pertemuan  ini  direncanakan  untuk  mengadakan  aksi  penyerangan
                terhadap  beberapa  tempat  penting  milik  pemerintah  Belanda  di  Biak.
                Menurut  rencana,  aksi  pertama  bertujuan  menyerang  markas  tentara
                KNIL di Sorido dan aksi kedua menyerang pusat radio sentral dan pos
                militer di lapangan Boruku dan Mokmer untuk mendapatkan peralatan
                persenjataan. Penyerangan ini ditujukan untuk membunuh semua orang
                Eropa  di  Biak.  Setelah  menguasai  Biak,  aksi  ini  akan  dilanjutkan
                membebaskan  para  tahanan  di  Serui,  dan  kemudian  menyerang
                Manokwari dan Sorong.
                        Pada  13  Maret  1948,  Petrus  Korwa  dan  Herman  Rumere
                menggunakan truk polisi untuk menjemput beberapa putra Irian Barat
                yang  sudah  dipersenjatai  dan  ditugaskan  untuk  mengadakan
                penyerangan.  Pada  malam  itu  Petero  Jandi  menyerang  stasion  radio
                dengan  dibantu  enam  pemuda  Biak  dari  kampung  Mokmer  yang
                dipersenjatai.  Namun,  sebelum  waktu  yang  ditentukan,  salah  seorang
                pemuda  asal  Biak,  Terrianus,  melakukan  penembakan  terhadap  salah
                seorang  sersan  Belanda  Schipper  sehingga  keadaan  tidak  dapat
                dikontrol.  Dengan  demikian,  terjadi  baku  tembak  antara  pemuda  asal
                Biak dengan tentara KNIL. De Bruijn diinformasikan bahwa penjara pada
                saat  kejadian  telah  kosong  dan  beberapa  pembantu  polisi  pun  tidak
                berada di tempat. Kejadian ini menunjukkan bahwa tindakan Stefanus
                Josef ini dianggap sangat mengecewakan de Bruijn.

                         Pada  hari  senin,  Stefanus  Josef  ditangkap  sementara  Petero
                Jandi dan  Hanoch Rumbrar dan lainnya pada hari Selasa. Kejadian ini
                menyebabkan  40  orang  Irian  Barat,  termasuk  Stefanus  Josef,




                                                                                 567
   574   575   576   577   578   579   580   581   582   583   584