Page 581 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 581
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Belanda, seraya bertujuan untuk menyatukan Irian barat dengan NKRI.
Menurut de Bruijn, aksi 14 Maret ini terjadi karena perkembangan
politik yang berlangsung di Jawa dan mempunyai pengaruh hingga di
Irian Barat, khususnya di Biak. Kehadiran kapal KPM setiap bulan
membawa pengunjung yang secara tidak langsung membawa benih-
benih pemberontakan terhadap Pemerintah Belanda. Aksi ini
140
memperoleh dukungan dari para pemuda Irian Barat di Biak dan
dengan cara sukarela melibatkan diri dalam aksi tersebut tanpa
memikirkan berbagai resiko. Aksi yang dipimpin oleh Petero Jandi dan
Stefanus Josef ini dapat disejajarkan dengan aksi Soegoro
Atmoprasodjo.
Petro Jandi bertugas sebagai pemimpin di lapangan dan
merupakan arsitek dari pemberontakan. Menurut Hanoch Rumbrar,
Petero Jandi adalah buronan pemerintah Belanda di Makasar dan
melarikan diri ke Biak. Dengan keberaniannya dia mengadakan
konsolidasi dengan Stefanus Josef yang menjadi pemimpin utama
pemberontakan, bersama dan juga beberapa pemuda asal Biak.
Stefanus Josef yang saat itu ditugaskan mengawasi rumah tahanan di
Nica kamp. Sementara tokoh penting lainnya adalah Hanoch Rumbrar
asal Biak yang bertugas sebagai juru tulis di Korido, bekas siswa sekolah
guru di Miei namun tidak sempat menyelesaikan pendidikan karena
pendudukan Jepang. Walaupun pemberontakan ini direncakan dengan
baik, dukungan masyarakat di Biak terhadap upaya Petero, Josef dan
Hanoch Rumbrar sangat kurang. Hal ini tampak dari keterlibatan dalam
peristiwa 14 Maret ini hanya berasal dari sebagian pemuda asal Biak
tanpa mendapat dukungan dari masyarakat Biak.
Kondisi yang menyebabkan kurang terlibatnya masyarakat
adalah tidak ada figur nasionalis yang ideologis dari Indonesia maupun
Irian barat seperti Soegoro dan Ratulangi serta didukung oleh putra
Irian Barat seperti Marthen Indey, Silas Papare dan Lukas Rumkorem
yang dapat melakukan berbagai pendekatan terhadap masyarakat
secara terus menerus. Menurut Woria, aksi-aksi yang muncul di tempat-
tempat lainnya di Irian barat umumnya dilakukan oleh para pelarian dari
Indonesia termasuk peristiwa 14 Maret di Biak. Berbeda dengan kegiatan
yang berlangsung di Serui dipimpin oleh seorang Ratulangi yang sangat
nasionalis yang memahami baik cara–cara melakukan perjuangan
menentang Belanda. Kehadiran Ratulangi di Serui setelah proklamasi
sangat mempengaruhi proses transformasi keindonesiaan kepada
569