Page 586 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 586

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Jusuf  dan  Silas  Papare  serta  tujuh  wartawan.  Sementara  dari  Komisi
                Belanda Mr. Maarseven, Van Baal, Van den Boos dan Nicolaas  Jouwe
                serta  tujuh  wartawan  luar  negeri.  Dalam  pertemuan  dengan  tokoh
                masyarakat  Serui  yang  diwakili  oleh  16  orang  termasuk  Stevanus
                Rumbewas,  disampaikan  keteguhan  rakyat  Serui  mendukung
                          152
                Indonesia.
                        Kemudian  pada  1951  pemerintah  Belanda  di  Serui  segera
                memanggil dan menangkap semua badan pengurus PKII serta anggota
                pejuang  kemeredekaan  RI  untuk  diminta  keterangan.   Pengurus  PKII
                                                                    153
                yang  ditangkap  adalah:  (1)  Alwi  Rahman  yang  menjabat  wakil  ketua,
                ditahan  di  penjara  Serui  dan  kemudian  dikirim  ke  penjara  Hollandia
                selama 9 bulan; (2) Barnabas Animan, sebagai komisaris I dipenjara di
                Serui  dan  dikirim  ke  penjara  Hollandia  selama  2  tahun;  (3)  Stevanus
                Rumbewas  sebagai  Komisiaris  I  dipenjarakan  2  tahun  di  penjara
                Hollandia; (3) Alex Beratobui sebagai anggota dipenjarakan 2 tahun di
                Hollandia; (4) Benjamin Kajai sebagai komisiaris II ditahan 2 minggu di
                penjara  Hollandia;  (5)  Achmad  Djalali  sebagai  bendahara  I  dipecat
                sebagai  juru  bayar  pegawai  kantor  HPB  Serui;  dan  (6)  Yakop  Thung
                Tjing Ek, sebagai komisaris I diancam dan ditahan dalam keadaan sakit
                di kantor HPB Serui dan ditahan 1 hari.
                                                     154

                        Walaupun  terjadi  penangkapan  dan  intimidasi  terhadap
                pengurus  dan  pendukung  PKII,  mereka  terus  konsisten  dengan
                perjuangannya.  Hal  ini  terbukti  ketika  Yakop  Thung  Tjing  Ek  dan
                Benjamin  Kajai  memesan  bendera  merah  putih  ukuran  4X8  cm  untuk
                dijadikan  sebagai  kartu  anggota  disita  ketika  bendera  itu  tiba  di
                Pelabuhan  Serui  pada  12  Juli  1958.  Akibatnya  Thung  Tjing  Ek  dan
                Benjamin Kajai harus membayar denda seratus rupiah Irian Barat (I.B.).
                Kemudian pada 4 Januari 1959, toko Cenderawasih milik Yakop Thung
                Tjing Ek yang bermodal 3 juta I.B yang dibangun sejak 1954 disita oleh
                Pemerintah  Belanda  di  Serui  pada  4  Januari  1959.  Akibatnya,  seluruh
                keluarga harus menempati kandang ayam milik Yakop Thung Tjing Ek
                hingga 1962.  155  Seperti dijelaskan oleh Yakop Thung Tjing Ek:
                                                                           156
                        Sejak itu kami bernaung dibawah atap pondok kandang
                       ayam hingga   1962 saat Irian kembali ke RI. Pada tahun
                       1962 itulah kami genapi niat kami bahwa jika Indonesia
                       atau perjuangan kami berhasil kami akan mencari natsar



                574
   581   582   583   584   585   586   587   588   589   590   591