Page 11 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 11
6 | Fikrul Hanif Sufyan
PENDAHULUAN Lima tahun pasca membesarnya Tha-
walib, muncul dua majalah yang berh-
ergolakan di tubuh Sumatra Tha- aluan politik. Berbeda dengan majalah
walib Padang Panjang pada kurun sebelumnya, Djago! Djago! dan Peman-
Pwaktu 1923-1927, berakhir tatkala dangan Islam justru membawa perubahan
guru dan murid-murid yang berideologi baru dalam tubuh Thawalib. Ideologi Ku-
Kuminih yang terlibat dalam Peristiwa Si- minih yang dikumandangkan Haji Achmad
lungkang segera diringkus oleh veldpolitie Chatib gelar Datuk Batuah–seorang guru
dan PID Sumatra Barat. Dua tahun laman- agama dan pembantu redaktur Al-Munir
ya, sekolah Islam modernis ini membenahi Al-Manar telah menggemparkan pengurus
konflik laten di tubuhnya, sampai Januari Thawalib. Ia mempropagandakan ideologi
1929 mereka telah menyatakan diri bersih yang dikemas dari Karl Marx, selanjutnya
dari sisa-sisa Kuminih dan menerbitkan disintesakan dalam Islam dan budaya Mi-
majalah Perdamaijan (baca: Perdamaian). nangkabau lewat surat kabar Pemandan-
Ada hal yang menarik dari perubahan gan Islam. Segera majalah berisi empat
sajian artikel yang diterbitkan oleh majalah halaman itu beredar luas di kalangan guru
yang digawangi hoofdbestuur Sumatra agama dan siswa-siswa Thawalib (Sufyan,
Thawalib. Pertama, terjadi perubahan ha- 2017).
luan, yang awalnya berbau politik, kemu- Djago! Djago! adalah surat kabar lain-
dian hanya terkonsentrasi mengupas soal nya yang masih berhaluan Kuminih dan
seputar pendidikan saja. Kedua, pimpinan digawangi oleh Natar Zainuddin –seorang
redaksi ingin menegaskan, bahwa mereka blasteran Padang-India (Njala, 14 Novem-
telah berlepas diri dari pengaruh Kuminih, ber 1926; Kahin 1996: 25; Mc.Vey dan
dan ingin melewati trauma politik, yang Benda, 1966: 101). Bila Pemandangan
secara langsung “menghancurkan” kredi- Islam lebih bernuansa Islam modernis-Ku-
bilitas Thawalib Padang Panjang. minih, Djago! Djago! menunjukkan warna
Perubahan-perubahan yang terjadi Kuminih yang progresif (Sufyan, 2017).
dalam Perdamaian, memang berbanding Pemandangan Islam dan Djago! Djago!
terbalik dengan tiga majalah yang pernah meski hanya berumur dua tahun saja, pas-
hadir di sekolah tersebut. Pada 1918, keti- ca ditangkapnya Haji Datuk Batuah dan
ka pertama kali berdiri, Thawalib telah me- Natar, telah memberi edukasi politik dan
nerbitkan Al-Munir Al-Manar. Majalah ini pergerakan untuk guru dan siswa Tha-
bertuliskan Arab Melayu, dan lebih fokus walib, terutama memunculkan kesadaran
mengupas persoalan fiqh, akhlak, ibadah, sebagai anak bangsa, lepas dari belenggu
dan sedikit persoalan pendidikan, dan penjajahan, menyuarakan protes, dan lain
politik. Majalah yang dipimpin Zainud- sebagainya. Sepanjang kurun 1925-1927
din Labay el-Yunusi (pimpinan Diniyah tidak ada catatan yang menunjukkan ke-
School Padang Panjang), menjadi bacaan beradaan pers lainnya di Thawalib Padang
wajib siswa Thawalib, bahkan menjadi Panjang, pasca dibredelnya Pemandangan
perbincangan hangat di kelas debat untuk Islam dan Djago! Djago! karena dituduh
sore harinya (Yunus, 1976; Hamka, 1958; melanggar pasal karet Persdelict.
Daya, 1995).
Jurnal Sejarah