Page 15 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 15

10 | Fikrul Hanif Sufyan

           orang.  Sebuah  pencapaian  yang  luar  bia-  cak gunung es dari pergerakan Kuminih di
           sa, mengingat tokoh-tokoh Sarekat Rakyat  Sumatra Barat. Peristiwa Januari 1927 itu
           menjadi incaran PID dan Asisten Residen.  hanya efektif di Silungkang, Muara Kala-
           Seluruh  anggota  Sarekat  Rakyat  tersebar  ban, Padang Sibusuk dan Tanjung Ampalu,
           di 12 daerah masing-masing: Koto Laweh  namun tetap  berakhir gagal. Gelombang
           (101 orang, 26 di antaranya  perempuan),  bantuan militer akhirnya mematahkan per-
           Solok (79 orang), Payakumbuh (21 orang),  lawanan. Pandji Poestaka kemudian mem-
           Sungai Sarik Pariaman  (110 orang), Lu-     beritakan  mudahnya perlawanan Januari
           buk Basung (114 orang), Silungkang  (25  1927 itu dipatahkan. Faktor penyebab keg-
           orang), Fort van der Capellen (24 orang),  agalan tetap bermuara pada kekuatan mas-
           Fort de Kock (54 orang), Muara Labuh (24  sa aksi yang tidak solid dan belum terlatih
           orang),  Sawahlunto  (49 orang),  Kacang    sehingga  ketika  Asisten Residen  Sawah-
           (25 orang), Tikalah (28 orang), dan daerah   lunto yang dikawal tiga brigade veldpolitie
           lainnya 6 orang (Benda and Mc.Vey, 1960:    mendatangi  30 orang  perusuh di  Silung-
           106; Khan, 1993).                           kang, hanya satu orang saja yang melawan,
               Memasuki  akhir  1925,  riak  yang  ter-  kemudian ditembak mati (Pandji Poestaka
           jadi  dalam  pergerakan  merah  telah  diata-  tanggal 7 Januari 1927).
           si. Sejak masuknya seorang pimpinan SR
           Arif Fadhilla dalam PKI Cabang Padang,
           menandai  aktivitas  Kuminih  kembali
           menggeliat. Sejak bergabungnya Fadhilla,
           ia mengintensifkan  pengenalan  kemba-
           li  ruh keislaman  dalam  gerakan  ‘merah’,
           melalui  selebaran-selebaran  ke  groep,
           Aceh,  Tapanuli, dan Jambi (Schrieke,
           1928: 155).
               Bahkan, pasca guncangan 1926, mer-
           eka  ikut menampung  sumbangan  untuk
           korban gempa Padang Panjang,  meski  Rombongan  veldpolitie  sedang berfoto di atas
           dua orang pimpinan SR, Arif Fadhilla dan    punggung seekor gajah. Kekuatan veldpolitie yang
           Datuk Mangkudum Sati ditenggarai men-       berkedudukan di Sawahlunto inilah yang berhasil
                                                       memukul  mundur dan menggagalkan  aksi massa
           gorupsi sumbangan gempa (Tamim, 1954:       1927. Sumber: media kitlv.nl
           143).

               ”Kesimpulan saja memang kedua-              Meskipun  revolusi  gagal,  pemerintah
               duanja ini adalah manusia palsu dan     kolonial Belanda tetap saja terkejut dengan
               memang uang Rakjat sebanjak 31,000      peristiwa itu (Bendera Islam tanggal 13
               (tiga puluh satu ribu rupiah) ini adalah   Januari 1927). Veldpolitie masa itu berger-
               ditangan mereka berdua sampai hari      ak cepat. Tanggal 12 Januari 1927 sekitar
               hancurnja PKI pada 1 Januari 1927.”     1300 orang ditangkap, kebanyakan berusia
               (Tamim, 1954: 143).
                                                       17-25 tahun. Dua puluh delapan hari pasca
               Peristiwa Silungkang merupakan pun-     rusuh 1927, Gubernur Jendral Andries Cor-



               Jurnal Sejarah
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20