Page 113 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 113

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                        Maraknya perdagangan anak dan perempuan, telah menggugah
                kesadaran para wanita untuk mendirikan  Perkumpulan Pemberantasan
                Perdagangan  Perempuan  dan  Anak-anak  (P4A)  yang  berkedudukan  di
                Yogyakarta  pada  tahun  1932.  Dipilih  sebagai  ketua  adalah  Nyi
                Sunaryati  Sukemi.  Selanjutnya  pada  tahun  1937,  Nyi  S  Sukemi
                mengikuti    kongres   Internasional   Pemberantasan    Perdagangan
                Perempuan di Bandung.
                        Gerakan perempuan yang berada di luar PPII di daerah-daerah
                semakin  berkembang  dengan  pesat.  Pada  Juni  1932  berdiri  Isteri
                Indonesia,  yang  bertujuan  menuju  demokrasi  Indonesia  Raya,  dalam
                kongresnya  tahun  1938  mewajibkan  semua  cabang  untuk  mengadakan
                kantor  penerangan  agar  memberi  penerangan  tentang  perkawinan  dan
                perceraian. Selain itu Isteri Indonesia juga berusaha dalam setiap dewan
                kota  dapat  mendudukkan  anggotanya.  Isteri  Indonesia  juga  setuju
                dengan  Gapi tentang tuntutan Indonesia berparlemen. Dalam kongres
                di Pasuruan 24 – 28 Desember 1940, Isteri Indonesia mengangkat Ny.
                Mr.  Maria  Ulfah  menjadi  ketua  menggantikan  Ny.  Sunarjo
                Mangunpuspito.
                        Di kota Surabaya, berdiri Putri Budi Sejati (PBS) yang diketuai
                oleh  Ny.  Sudirman.  Konperensi  pertama  diadakan    Januari  1937  di
                Surabaya.  PBS  tidak  bergerak  dalam  lapangan  politik,  tetapi  lebih
                banyak  dalam  kerja  sosial  diantaranya  fonds  pakaian,  pemeliharaan
                orang  miskin,  dan  lapangan  pengajaran.  Dalam  kongres  1938,  PBS
                mengajukan  mosinya  tentang  pengajaran.  Mosi  yang  pertama
                menerangkan bahwa lapangan pengajaran partikuler untuk memberantas
                buta huruf diberi kesempatan luas. Mosi kedua mengingat masa usia 3
                sampai 7 tahun dan 14 sampai 21 tahun adalah untuk pendidikan anak,
                menganjurkan  didirikannya  taman  kanak-kanak  nasional         dan
                mengharap bahwa kaum wanita agar mencurahkan perhatiannya kepada
                pendidikan dan pergerakan pemuda.
















                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   105
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118