Page 225 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 225

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                Ada tiga teori tentang negara:
                  1.  Negara  berdasar  teori  individualis  (Thomas  Hobbes,  John  Locke,
                     Jean Jaques Rousseau, Herbert spencer).
                  2.  Negara berdasar teori golongan (Marx, Engels, dan Lenin).
                  3.  Negara berdasar teori integralistik (Spinoza, Adam Muller, Hegel).

                Soepomo  mengajukan  pertanyaan  soal  negara  yang  akan  dibangun
                Republik atau monarki. Negara Republik atau monakhi tidak mengenal
                dasar  susunan  pemerintahan,  tetapi  hendaknya  Kepala  Negara  dan
                semua  badan  pemerintahan  mempunyai  sifat  pemimpin  negara  dan
                rakyat  seluruhnya  (negarawan).  Kepala  Negara  memimpin  rakyat
                seluruhnya,  mengatasi  segala  golongan  dan  bersifat  mempersatukan.
                Apakah  Kepala  Negara  itu  diberi  kedudukan  raja  atau  presiden,  atau
                adipati  seperti  di  Birma,  atau  sebagai  fuhrer  itu  semua  tidak  mengenai
                dasar susunan pemerintahan.
                        Cara   mengangkat     pemimpin    negara,   kata    Soepomo
                “menekankan”  jangan  diturut  dengan  cara  pilihan  menurut  sistem
                demokrasi  Barat,  yang  berdasar  atas  paham  perorangan.  Konsekuensi
                dari menolak dasar perorangan (individualisme) ini berarti juga menolak
                sistem  parlementarisme,  menolak  sistem  demokrasi  Barat,  menolak
                sistem  menyamakan  semuanya  sama  harganya.  Untuk  menjamin
                pimpinan  negara,  terutama  Kepala  Negara  terus  menerus  bersatu  jiwa
                dengan rakyat dalam susunan pemerintahan negara Indonesia harus ada
                badan  permusyawaratan  supaya  mengetahui  dan  merasakan  rasa
                keadilan rakyat dan cita-cita rakyat.
                      Dalam  negara  yang  berdasar  integralistik,  yang  berdasar
                persatuan,  maka  dalam  ekonomi  akan  dipakai  sistem  “sosialisme
                negara”  (staatssocialisme)  perusahaan-perusahaan  yang  penting  diurus
                oleh negara. Dasar kekeluargaan dari negara kebangsaan yang bersatu,
                mempunyai akibat-akibat di lapangan lain.
                      Selanjutnya pada 1 Juni 1945, Sukarno mengemukakan pidatonya
                yang membahas secara komprehensif tentang Indonesia merdeka kelak,
                yaitu  pidato  Weltanschauung  bangsa.  Sesudah  mengucapkan  pidato
                pengantarnya Sukarno menyampaikan eksplanasi mengenai makna dan
                maksud Ketua BPUPKI. Sukarno menyampaikan bahwa yang diminta
                untuk  dibahas  oleh  Ketua  BPUPKI  adalah  bukan  dasarnya  Indonesia
                Merdeka,  tetapi  “Philosofische  grondslag”  daripada  Indonesia  Merdeka.
                Philosofische  grondslag  itulah  pondasi,  filsafat,  pikiran  yang  sedalam-
                dalamnya,  jiwa,  hasrat  yang  sedalam-dalamnya  untuk  di  atasnya
                didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.




                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   217
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230