Page 221 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 221

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                adalah  Peri  Kerakyatan.  Peri  kerakyatan  ini  meliputi  musyawarah,
                perwakilan  dan  kebijaksanaan.  Mengenai  musyawarah  ini,  Yamin
                mengatakan sebagai berikut:

                      Musjawarah  mendjadi  kekuatan,  karena  membuka  kesempatan
                      kepada  orang  jang  berkepentingan,  membesarkan  tanggung
                      djawab  warga-negara  dan  menimbulkan  kewadjiban  jang  tidak
                      mengikat  mengikat  hati.  Lagi  pula  dalam  tiga  hal  dasar
                      permusjawaratan    itu  memberi  kemadjuan  kepada  ummat  jang
                      hidup dalam negara jang dilindungi oleh kebesaran ke-Tuhan-an.
                      Pertama:  karena  dengan  dasar  musjawarat  itu  manusia
                      memperhalus  perdjuangannja  dan  bekerdja  diatas  djalan  ke-
                      Tuhan-an  dengan  membuka  fikiran  dalam  permusjawaratan
                      sesama manusia
                      Kedua: oleh permusjawaratan, maka negara tidaklah dipikul oleh
                      seorang  manusia  atau  pikiran  jang  berputar  dalam  otak  sebuah
                      kepala, melainkan dipangku oleh segala golongan, sehingga negara
                      tidak  berpuing  disekeliling  seorang  insan,  melainkan  sama-sama
                      membentuk negara sebagai suatu batang tubuh, jang satu-satu cel
                      mengerdjakan  kewajiban  atas  permufakatan  jang  menimbulkan
                      perlainan  atau  perbedaan  kerdja,  tetapi  untuk  kesempurnaan
                      seluruh badan.

                      Ketiga:  permusjawaratan  mengetjilkan  atau  menghilangkan
                      kechilafan   pendirian    atau   kelakuan     orang    seorang,
                      permusjawaratan  membawa  negara  kepada  tindakan  jang  betul
                                                        13
                      dan menghilangkan segala kesesatan .
                      Tentang    dasar   musyawarah    ini,   Yamin   menyandarkan
                pemikirannya  pada  Al  Quran  khususnya  surat  Asysyura  ayat  38  yang
                mengatakan  bahwa  segala  sesuatu  harus  dimusyawarahkan.  Negara
                Indonesia  yang  melindungi  masyarakat  itu  hendaklah  dibentuk  atas
                keputusan  musyawarah  dan  di  dalamnya  selalu  mewujudkan
                permusyawaratan  itu.  Menurut  Yamin,  negara  yang  dibentuk  dan
                negara  yang  tidak  bersandar  kepada  permusyawaratan  adalah  negara
                yang  menjauhkan  ke-Tuhan-an  dan  melanggar  aturan  peradaban
                Indonesia.
                        Mengingat  begitu  banyaknya  dan  luasnya  negara  Indonesia,
                maka untuk dapat menjalankan sistem musyawarah yang efektif, perlu
                disusun  suatu  sistem  perwakilan  dalam  setiap  pengambilan  keputusan.
                Sistem perwakilan inilah yang memberi jaminan kepada sifat perwakilan
                dan  di  atas  sifat  perwakilan  inilah  menjadi  dasar  dalam  menentukan
                terpilihnya  orang  yang  akan  memegang  kekuasaan  dari  tingkat  desa,



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   213
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226