Page 219 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 219
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
5.3. Pemikiran Tentang Dasar Negara
BPUPKI menyelenggarakan dua kali sidang pleno, pada 28 Mei
– 2 Juni dan 10 – 17 Juli 1945 dan mencapai persetujuan dasar mengenai
9
masalah perundang-undangan dan masalah ekonomi. Dalam sidang
pertama BPUPKI, tanggal 28 Mei – 2 Juni 1945, dibahas mengenai
persoalan ‘dasar negara’ bagi Indonesia merdeka kelak. Dalam
pembukaan sidang, ketua BPUPKI, Radjiman Wediodiningrat meminta
pandangan para anggota mengenai dasar negara Indonesia merdeka
yang akan dibentuk. Atas tawaran ketua tersebut, ada anggota yang
mengetengahkan pandangannya. Pertama, Mr. Muh. Yamin berpidato
tanggal 29 Mei 1945, Mr. Soepomo berpidato tanggal 30 Mei 1945 dan
Ir. Sukarno berpidato tanggal 1 Juni 1945.
Dalam pandangannya Muh. Yamin mengatakan bahwa prinsip
pertama yang menggarisbawahi dasar filsafat suatu Indonesia merdeka
adalah nasionalisme. Nasionalisme yang mengikat kita dalam satu
kehidupan bersama dalam satu keluarga dan sekuturunan. Untuk itulah
negara yang akan didirikan nantinya haruslah merupakan persatuan
yang menyatukan ikatan sejarah yang melindungi segenap rakyat
Indonesia yang berada di dalamnya, dan yang berbeda dengan sistem
persatuan yang terjadi pada negara Majapahit dan Sriwijaya. Pandangan
Yamin tersebut menjadi dasar bagi pengembangan peri kebangsaan dan
ketuhanan, yang merupakan dasar pembentukan dasar negara Indonesia.
Dengan semangat ini ia mengatakan:
Negara baru jang akan kita bentuk, adalah suatu negara
kebangsaan Indonesia atau suatu nationale staat atau suatu Etat
Nationale jang sewadjar dengan peradaban kita dan menurut
susunan dunia sekeluarga diatas dasar kebangsaan dan ke-
Tuhanan. Negara Indonesia ini ialah sebahagian mendjadi
pelaksanaan keinginan rakjat Indonesia sekarang dan sebahagian
lagi sebagai usaha dalam beberapa ratus tahun. Keinginan ini
sumbernja dalam nationalisme atau dalam dasar kebangsaan jang
mengikat kita seturunan dan sesama kemauan, bukanlah menurut
nationalisme lama, melainkan menurut nationalisme baru, jang
berisi faham hendak mempersatukan rakjat dalam ikatan sedjarah
jang dilindungi mereka. Inilah lain dan bedanja nationalisme
Indonesia djaman sekarang daripada usaha rakjat Indonesia waktu
mendirikan susunan kenegaraan Indonesia waktu terbentuk dalam
negara sjailendra Sriwidjaja (600 – 1400) jang beratus-ratus tahun
lamanja, disanalah bedanja usaha kita sekarang dari pada rakjat
Indonesia waktu mendirikan Negara Indonesia kedua, seperti
terbentuk dalam Keradjaan Madjapahit (1293 – 1525). Negara
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 211