Page 216 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 216

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern



                        Untuk  mewujudkan  adanya  nasionalisme  Indonesia  maka
                persatuan  yang  sangat  menentukan.  Karena  persatuan  akan  membawa
                ke  arah  kemerdekan  Indonesia.  Tentang  persatuan  ini  Sukarno
                menyatakan:
                       …bahwa  persatuanlah  yang  kelak  membawa  kita  ke  arah
                       terkabulnya  impian  kita:  Indonesia  Merdeka!  Entah  bagaimana
                       tertjapainja  persatuan  itu,  entah  pula  bagaimana  rupanja
                       persatuan itu, akan tetapi tetaplah, bahwa kapal jang membawa
                       kita  ke-Indonesia-Merdeka  itu,  jalah  Kapal-Persatuan  adanja!
                       Mahatma  juru  mudi  jang  akan  membuat  dan  mengemudikan
                       kapal  persatuan  itu  kini  barangkali  belum  ada,  akan  tetapi
                       jakinlah kita pula, bahwa kelak kemudian hari mustilah datang
                       saatnja,  jang  sang  mahatma  itu  berdiri  ditengah  kita…  itulah
                       sebabnja kita dengan besar hati mempeladjari dan ikut meratakan
                                                        3
                       djalan jang menuju persatuan itu…

                Menurut Sukarno untuk mencapai persatuan itu maka harus diusahakan
                adanya persatuan antara golongan nasionalis, marxis dan Islam. Ketiga
                golongan besar ini  harus diusahakan agar pada akhirnya kemerdekaan
                akan segera terwujud.


                5.1.   Janji Kemerdekaan
                    Perdana  Menteri  Jepang  Jenderal  Koiso,  Kokiaki,  di  depan  sidang
                istimewa  Parlemen  Jepang  (Diet),  pada  7  September  1944
                mengumumkan  di  wilayah  Kemaharajaan  Jepang  di  Hindia  Timur
                (Indonesia)  diperkenankan  “merdeka  dikelak  kemudian  hari”.  Hal  ini
                disebabkan  karena  situasi  peperangan  semakin  memburuk,  kekalahan
                Jepang dalam pelbagai pertempuran semakin meluas. Kekalahan Jepang
                dalam  pertempuran  laut  di  Teluk  Leyte  (Philipina  Tengah)  pada  29
                Oktober  1944,  bisa  dianggap  sebagai  peristiwa  penentu  kekalahan
                Jepang. Pada 11 Mei 1945 tentara  Sekutu (Australia) berhasil merebut
                Tarakan  dan  pulau-pulau  sekitarnya,  berikutnya  merebut  Balikpapan,
                pangkalan  logistik  militer  yang  strategis.  Kekalahan  militer  Jepang
                dipelbagai medan di Indonesia, rupanya berpengaruh terhadap kebijakan
                pemerintah pendudukan Jepang.
                    Setengah tahun setelah janji Koiso akibat sulitnya hubungan dengan
                Tokyo, pemerintah militer Jepang di Jawa mulai merealisasi janji Koiso.
                Pada  1  Maret  1945,  Saiko  Sikikan  (pemimpin  tertinggi  pemerintahan
                militer  Jepang  di  Jawa),  Jenderal  Harada,  Kumakici,  mengumumkan
                pembentukkan  suatu  badan  yang  ditugasi  untuk  menyelidiki  hal-hal
                yang penting yang berkenaan dengan negara Indonesia yang  merdeka.



                208    Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221