Page 213 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 213
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
27) Sajak ini dikutip dari buku yang disunting oleh Oyon Sofyan, Sajak-
sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air, Jakarta: Penerbit Obor, 1995,
h. 153-155.
28) Roestam Effendi, “Bebasari,” Antologi Drama Indonesia, Jilid I: 1895-
1930, Jakarta: Amanah Lontar, 2006, h. 219-221.
29) Kutipan ini dicuplik dari Rosihan Anwar, In Memoriam, Mengenang yang
Wafat. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002 h. 33.
30) Pidato pembelaan Hatta tidak disertakan di sini secara utuh dan
lengkap sebab yang ingin ditampilkan di sini hanya pada “tenaga” atau
“roh” Hatta yang diyakini banyak orang mempunyai kekuatan
mempengaruhi cara berpikir para pemuda Indonesia setelah Sumpah
Pemuda atau setelah tahun 1928.
31) Sutan Takdir Alisjahbana, “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan
Baru: Indonesia-PraeIndonesia,” Polemik Kebudayaan: Pergulatan
Pemikiran Terbesar dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia, Cetakan IV,
Jakarta: PT Balai Pustaka, 2008, h. 3-4. Tulisan ini pertama kali
dipublikasikan melalui majalah Pujangga Baru, edisi 2 Agustus 1935.
32) Ibid., h. 6-7.
33) Ibid., h. 7-8.
34) Ibid., h. 9-10.
35) Sanusi Pane, “Persatuan Indonesia,” Polemik Kebudayaan: Pergulatan
Pemikiran Terbesar dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia, Cetakan IV,
Jakarta: PT Balai Pustaka, 2008, h. 18-25.
36) Ibid., h. 20.
37) Purbatjaraka, “Sambungan Zaman,” Polemik Kebudayaan: Pergulatan
Pemikiran Terbesar dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia, Cetakan IV,
Jakarta: PT Balai Pustaka, 2008, h. 33-35.
38) Ibid., h.34-35.
39) Ibid., h. 26-27.
40) Ibid., h. 28-29.
41) Ibid., h. 36-37.
42) Alisjahbana, loc.cit., h. 11.
43) Ibid., h. 11.
44) Ibid., h. 42.
45) Ibid., h.23.
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 205