Page 233 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 233
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong-royong
menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang
dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo: satu karyo, satu
28
gawe...
Setelah selesai menyampaikan pidatonya, Sukarno
menyampaikan bahwa setelah BPUPKI mengalami reses 40 hari,
sebagian anggotanya tetap menjalankan tugas melakukan kondankai ke
daerah-daerah, sepulang dari daerah, atas prakarsa Ir. Soekarno (Ketua
Cuo Sangi-in) dalam rapat anggota Cuo Sangi-in yang dihadiri oleh 38
anggota akan melakukan pembahasan mengenai dasar negara. Selain itu
juga akan dibentuk panitia yang terdiri atas sembilan orang yang
kemudian disebut Panitia Kecil yang terdiri atas: Moh. Hatta, Muhd
Yamin, Subardjo Maramis, Sukarno, Kiai Abdul Kahar Muzakar,
Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosuyono, H. Agus Salim. Panitia ini,
kemudian disebut Panitia Sembilan. Panitia akan menyelesaikan
tugasnya pada 22 Juni 1945. Hasil kerja Panitia Sembilan, dilaporkan
kepada Ketua BPUPKI pada sidang kedua, pada rapat pertama tanggal
10 Juli 1945. Dengan demikian sidang pertama BPUPKI selesai.
29
Pada 10 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kembali untuk
membahas bentuk Negara. Sukarno mewakili Panitia Kecil melaporkan
bahwa telah memeriksa usul-usul tertulis dan lisan yang masuk sebanyak
32 soal, tetapi jika digolong-golongkan usulan tersebut meliputi:
1. Golongan usul yang minta Indonesia Merdeka selekas-lekasnya.
2. Golongan usul mengenai dasar.
3. Golongan usul mengenai soal unificatie atau federatie.
4. Golongan usul mengenai bentuk negara dan Kepala Negara.
5. Golongan usul mengenai warga-negara.
6. Golongan usul mengenai daerah.
7. Golongan usul mengenai soal agama dan negara.
8. Golongan usul mengenai pembelaan.
9. Golongan usul mengenai soal keuangan.
Mengenai usulan merdeka, dari usul tertulis sebanyak 26 anggota
mengusulkan supaya Indonesia merdeka selekas-lekasnya. Adapun
alasan meminta Indonesia merdeka diselenggarakan selekas-lekasnya itu
di antaranya adalah soal penghormatan bangsa. Seluruh dunia telah
mengetahui bahwa Dokuritsu Junbi Cosakai, Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Indonesia merdeka telah bersidang. Para pengusul
menganggap bahwa seluruh dunia ingin lekas mendengar,
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 225