Page 122 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 122

2.3 Pembentukan Pasukan MN 1001






                 Setelah memperhatikan perkembangan politik      Pasukan MN 1001 tiba di Sungai Tabuk pada 6
                 dan keamanan, P.M. Noor berpikir untuk          Maret 1946. Kedatangan pasukan MN 1001 di
                 membentuk korps khusus kemiliteran. Pasukan     sana disambut oleh para pemuda dan rakyat
                 itu dirancang untuk mengefektifkan pelaksanaan   setempat. Sambutan pertama yang luar biasa itu
                 instruksi gubernur sekaligus menjadi perwakilan   disebabkan oleh pandangan masyarakat setempat
                 pemerintahan di Kalimantan. Organisasi militer   bahwa pasukan MN 1001 adalah representasi
                 itu diisi oleh orang-orang sipil terlatih. Pasukan   P.M. Noor dan merupakan utusan pemerintah
                 khusus ini berlatih teknik tempur bersama pasukan   pusat yang sering diasosiasikan sebagai “orang
                 Pesindo Kalimantan dan Hisbullah Kalimantan     merah putih”. Pada malam harinya diadakan
                 pimpinan Mustafa Ideham di Solo. Setelah dilatih   rapat untuk memberi penerangan dan gambaran
                 selama tiga bulan, pasukan khusus tersebut siap   mengenai kemerdekaan Indonesia yang belum
                 dikirim ke Kalimantan. Pasukan khusus yang      lama diproklamasikan. Selain itu, rapat tersebut
                 dibentuk Gubernur P.M. Noor ini dinamakan       menjadi forum untuk memperkenalkan visi dan
                 Pasukan MN 1001. Mereka berasal dari pemuda-    misi Gubernur Kalimantan sekaligus pembentukan
                 pelajar Kalimantan yang dipersiapkan terjun ke   Pasukan MN 1001 di daerah itu.
                 palagan Kalimantan. Sebutan Pasukan MN 1001
                 merupakan singkatan nama Mohammad Noor,         Dari Sungai Tabuk, Tjilik Riwut memimpin
                 sedangkan arti 1001 adalah cara atau jalan yang   rombongan sebanyak 19 orang dengan berjalan
                 bermakna banyak cara atau jalan perjuangan.     kaki menuju Kotawaringin sekitar pukul 03.00
                                                                 dinihari. Di tengah perjalanan mereka bertemu
                 Seorang putra Dayak bernama Tjilik Riwut        pasukan Pesindo pimpinan Husin Hamzah di
                 ditunjuk sebagai Komandan Pasukan MN 1001.      Teluk Bogan. Kemudian, Mereka berbagi tugas
                 Penunjukan Tjilik Riwut adalah contoh terbaik   dalam tiga kelompok: (1) kelompok Tjilik Riwut
                 untuk melihat upaya P.M. Noor membangun         dengan tujuan ke Kotawaringin; (2) kelompok yang
                 prinsip multikulturalisme dalam perjuangan. Dalam   tergabung dalam pasukan Pesindo pimpinan Husin
                 sejarah, kedua etnik ini memperlihatkan kontestasi   Hamzah; dan (3) kelompok Yusuf Mubarak dengan
                 dari waktu ke waktu.                            tujuan ke Ketapang, Kalimantan Barat. Secara
                                                                 bersama-sama mereka menyebarkan informasi
                 Pada 12 Januari 1946 P.M. Noor membuat surat    pembentukan pemerintahan sipil di daerah tujuan
                 perintah kepada Tjilik Riwut untuk berangkat ke   masing-masing.
                 Kalimantan. Dalam surat perintah itu disebutkan
                 bahwa Gubernur Provinsi Kalimantan memberi      Sejak kedatangannya di Kalimantan, pasukan MN
                 kuasa kepada Tjilik Riwut untuk mengambil       1001 berhasil membentuk basis pertahanannya
                 tindakan yang dianggap perlu demi pembelaan     di berbagai wilayah mulai dari Sungai Tabuk
                 dan pembangunan negara di daerah Kalimantan.    di Kalimantan Barat hingga Balikpapan di
                 Selain itu, seluruh pegawai negeri dan masyarakat   Kalimantan Timur. Jumlah anggota Pasukan MN
                 juga diimbau untuk dapat membantunya. Surat     1001 terbanyak berada di daerah Gambut, Banjar,
                 perintah tersebut diberikan kepada Tjilik Riwut   Kalimantan Selatan. Pasukan ini juga disebut
                 pada 16 Januari 1946. Untuk melaksanakan tugas   Pasukan MN 1001 daerah Banjar. Dari MN 1001,
                 itu, Gubernur P.M. Noor memberi dana sebesar    P.M. Noor mencetuskan gagasan untuk membentuk
                 Rp16.800,00 (enam belas ribu delapan ratus      pasukan payung (para troops) untuk menembus
                 rupiah) dan satu pucuk senapan untuk keamanan.  blokade laut Belanda di Kalimantan. Pada 1947
                                                                 P.M. Noor menginisiasi pembentukan armada ALRI
                                                                 Divisi IV yang dipimpin oleh Kolonel Zakaria Madun
                                                                 yang kemudian diteruskan oleh Hassan Basry.










                 108                                              ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127