Page 124 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 124

fisik. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah   Menurut perhitungan P.M. Noor, lebih realistis
                 Pasukan MN 1001 dan ALRI Divisi IV Pertahanan   jika markas perjuangannya dipindahkan dari
                 Kalimantan. Sementara itu, golongan politik secara   Yogyakarta ke Jakarta. Sebabnya, di Jakarta
                 legal dan kooperatif berjuang melalui saluran   tersedia segala fasilitas untuk melaksanakan
                 politik. Sebagai anggota Dewan Banjar, mereka   infiltrasi politik. Setelah hijrah ke Jakarta, P.M.
                 menentang pembentukan Negara Kalimantan.        Noor mendirikan Yayasan Dharma. Dia bergiat
                 Golongan ini terdiri dari Partai Serikat Kerakyatan   dalam bidang penerbitan dan propaganda. Salah
                 Indonesia (SKI) dan Partai Serikat Muslimin     satu warta andalanny adalah mingguan Mimbar
                 Indonesia (Sermi). Yang termasuk juga dalam     Indonesia. Warta ini bertujuan memberikan
                 golongan ini adalah kelompok wanita bernama     penerangan serta menanamkan keinsyafan
                 Persatuan Tindakan Wanita Indonesia (Pertiwi).  bernegara, terutama bagi rakyat Indonesia yang
                                                                 berada di daerah pendudukan Belanda.
                 Dalam menyikapi perkembangan politik setelah
                 Linggajati, beberapa angota SKI menemui Gubernur   Meskipun tidak lagi menjabat sebagai Gubernur
                 P.M. Noor untuk melaporkan keadaan perjuangan   Kalimantan, P.M. Noor tetap melakukan konsolidasi
                 di Kalimantan Selatan. Mereka melaporkan bahwa   dengan Pasukan MN 1001. Di Kalimantan Pasukan
                 rakyat Kalimantan Selatan baik dari golongan    MN 1001 telah berganti nama menjadi partai
                 gerilyawan maupun dari golongan politik yang    politik bernama Mandau Talabang Kalimantan
                 terhimpun dalam Partai SKI kompak menghadapi    (MTK). Sebutan MTK kemudian diubah menjadi
                 Belanda. Atas nama SKI, mereka menyampaikan     pasukan MTKI atau Pasukan Mandau Talawang
                 sebuah pernyataan kepada Wakil Presiden         Kalimantan Indonesia. P.M. Noor mendukung
                 Hatta berupa dukungan dan kesetiaan terhadap    MTKI dengan memberi bantuan berupa pembelian
                 Republik Indonesia. Di sisi lain, konsekuensi   sekitar seribu pucuk senjata di Filipina dan
                 Perjanjian Linggajati menjadikan Kalimantan     Singapura. Dalam perkembangannya, Pasukan
                 berada di luar kekuasaan politik dan hukum      MTKI menjelma menjadi kelompok gerilya dengan
                 Republik Indonesia. Dengan sendirinya, kedudukan   jumlah pasukan yang besar tersebar di berbagai
                 Gubernur Kalimantan tidak ada lagi dalam struktur   kawasan di Kalimantan. Pasukan ini merupakan
                 pemerintahan. Jabatan itu dihapuskan berdasarkan   kekuatan revolusi terbesar kedua setelah ALRI
                 Penetapan Pemerintah Republik Indonesia Nomor   Divisi IV Kalimantan. Sepanjang 1947 hingga
                 2 Tahun 1947. Oleh karena itu,  P.M. Noor berhenti   1949 MTKI sering terlibat kontak senjata dengan
                 menjadi Gubernur Kalimantan.                    pasukan NICA dan KNIL.




                3. Akhir Hayat




                 Di tengah krisis revolusi kiprah P.M. Noor sebagai   Pada 1947 P.M. Noor bekerjasama dengan tokoh
                 gubernur dalam perjuangan mempertahankan        nasionalis lain seperti Sukardjo Wirjopranoto
                 kemerdekaan di Kalimantan memperlihatkan hasil   dan Mr. Soepomo dalam menghidupkan Mimbar
                 yang signifikan. P.M. Noor berupaya membangun   Indonesia. Segmen pembaca yang disasar Mimbar
                 persatuan dan kesatuan di Kalimantan yang       Indonesia adalah rakyat Indonesia yang berada
                 multietnis. Pasukan yang dibangunnya berhasil   di daerah pendudukan Belanda. Di wilayah yang
                 membuka cabang di seluruh wilayah Kalimantan    dikuasai Belanda, rakyat terpecah, terutama
                 dan hasilnya beragam kelompok dapat disatukan   setelah Perjanjian Linggajati. Media ini berperan
                 dalam satu wadah perjuangan. Pembentukan BPOG   besar dalam menggaungkan seruan integrasi
                 dan Pasukan MN 1001 adalah terobosan penting    Republik serta menolak konsep negara federal
                 sebagai produk kebijakan P.M. Noor sebagai      buatan Belanda.
                 gubernur. Tidak salah apabila dikatakan bahwa
                 P.M. Noor telah membangun imajinasi kebangsaan   Meskipun tidak lagi aktif sebagai gubernur sejak
                 di Kalimantan pada masa revolusi. Tidak hanya   1947, jabatan itu baru ditanggalkan P.M. Noor
                 bagi daerahnya, P.M. Noor juga menyumbang       pada 1950. Serah terima jabatan gubernur
                 kontribusi bagi pemerintah pusat dengan         Kalimantan setelah Noor baru bisa dilaksanakan
                 membendung pengaruh propaganda Belanda.         pada masa pengakuan kedaulatan. Pada 1956—


                 110                                              ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129