Page 136 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 136
nama syuco dan dalam memerintah didampingi mendirikan Chuo Sangi-in (Dewan Pertimbangan
oleh penasihat Jepang (bunken kanrinkan) yang Pusat), semacam dewan perwakilan rakyat, tetapi
tugasnya mirip dengan kontrolir zaman Belanda. tidak memiliki wewenang membuat undang-
undang. Lembaga serupa juga didirikan di tingkat
Dewan raja-raja yang dibentuk Belanda pada Karesidenan dengan nama Shu Sangi-kai (Dewan
1938, yakni Paruman Agung, dipertahankan Pertimbangan Karesidenan). Namun, khusus untuk
sebagai wadah komunikasi antara pihak kerajaan Karesidenan Bali-Lombok, lembaganya bernama
dan penguasa militer Jepang. Pudja sendiri Syu Kaigi dan Pudja ditunjuk menjadi penasihat
kemudian ditunjuk menjadi kepala daerah Bali umum.
Utara, sedangkan untuk Bali Selatan ditunjuk I
Putu Serangan.Atas desakan Sukarno dan Hatta Sejak pertengahan 1942 penguasa Jepang di
pemerintah pendudukan Jepang mendirikan Indonesia kemudian melipatgandakan segala upaya
badan propaganda baru, yaitu Pusat Tenaga produksi dan pengumpulan bahan-bahan sandang
Rakyat (Putera). Putera bertujuan untuk mengajak pangan dan kebutuhan industri perang. Di Bali dari
berbagai organisasi nasionalis yang sudah ada raja hingga pegawai di tingkat desa menjadi ujung
bekerja sama mendukung Jepang melawan Sekutu. tombak mobilisasi logistik itu dan berhadapan
Tidak lama setelah Putera bekerja, pemerintah langsung dengan rakyat, terutama petani, untuk
X
Mr. I Gusti Ketut Pudja (kiri), bersama pegawai dari pemerintahan militer Jepang di Bali.
Dok. Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
122 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
122
A