Page 140 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 140
Dari Bali untuk Republik Indonesia
22 Agustus 1945
IGK Pudja diangkat sebagai Wakil Pemimpin Besar Bangsa Indonesia (Sukarno) di Sunda Kecil (Bali,
Lombok, Sumba, Sumbawa dan Dompu).
31 Agustus 1945
Memulai tugas pertama sebagai Wakil Pemimpin Besar Bangsa Indonesia (Sukarno) di Sunda Kecil
dengan berkeliling Bali guna menyampaikan berita proklamasi dan program-program Pemerintah RI.
Untuk wilayah Lombok, Sumba, Sumbawa dan Dompu, IGK Pudja mengirimkan utusan untuk meminta
dukungan kepada penguasa setempat seperti yang dilakukannya kepada Sultan Muhammad
Shalahuddin, penguasa swapraja Bima-Dompu.
22 September 1945
Ditetapkan sebagai Gubernur Sunda Kecil oleh Presiden Republik Indonesia Sukarno.
6 Oktober 1945
Dengan dikawal massa pemuda dan didampingi semua kepala kantor jawatan
pemerintahan, Gubernur Pudja mendatangi kediaman Minseibu Chōkan di
Singaraja dan menyampaikan ultimatum yang sudah dibicarakan. Awalnya
pihak Chokan meminta waktu lima hari untuk mempertimbangkannya.
Tetapi melihat besarnya semangat dan dukungan yang diperlihatkan
massa di belakang Gubernur, mereka bersedia melakukan penyerahan
kekuasaan dalam waktu dua hari.
8 Oktober 1945
Gubernur Pudja datang kembali ke kediaman Minseibu Chōkan dengan
diiringi demonstrasi massa yang lebih besar. Mereka menagih janji dari
pihak Chokan untuk menyerahkan kekuasaan.
9 Oktober 1945
Kelompok pemuda bersama rakyat berbaris secara teratur. Mereka
mengibarkan bendera Merah Putih, dan meneriakkan ‘Merdeka!’
berulang kali, diselingi dengan lagu-lagu perjuangan. Chōkan segera
melaksanakan upacara penyerahan kekuasaan kepada Gubernur Pudja.
10 Oktober 1945
Gubernur Pudja dan para pejabat pemerintah lainnya mengadakan rapat
dengan raja-raja di Bali untuk menyampaikan kabar tentang proses serah
terima dari penguasa militer Jepang kepada pemerintah Republik. Dalam
rapat tersebut disepakati bahwa para raja akan bekerja sama dengan KNI
di setiap daerah untuk mengelola administrasi pemerintahan di swapraja
masing-masing, dan mereka bertanggung jawab kepada Gubernur Pudja.
1 November 1945
Diadakan rapat bersama yang dipimpin Gubernur Pudja dan dihadiri Ketua KNI
Manuaba, para raja, dan pimpinan badan-badan perjuangan di Kantor Gubernur
Sunda Kecil di Singaraja untuk meminta pihak Jepang menyerahkan senjata.
Rencananya hari itu akan diadakan juga upacara peresmian TKR yang dipimpin oleh I
Gusti Ngurah Rai, seorang bangsawan dari Puri Carangsari, Badung. Namun semua rencana
itu harus berhenti di tengah jalan karena pihak pemuda sudah terlanjur menyerbu tangsi-tangsi
tentara Jepang dan berhasil digagalkan oleh militer Jepang. Tentara Jepang kemudian menangkap
Gubernur Pudja dan jajarannya. Mereka dituduh sebagai “provokator” di balik penyerbuan tangsi-tangsi
tentara Jepang.
126
126 A
ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA