Page 142 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 142

Penguasa Dai Nippon menolak semua tuntutan      para pegawai pemerintah dan kerusuhan yang
                 Gubernur Pudja karena memegang teguh perintah   tak terkendali. Gubernur Pudja sepakat dengan
                 dari Tokyo agar menjaga status quo hingga utusan   usulan pemuda. Pada 6 Oktober 1945 dengan
                 Sekutu tiba di Bali untuk menerima penyerahan   dikawal massa pemuda dan didampingi semua
                 Jepang secara resmi. Dengan penolakan itu,      kepala kantor jawatan pemerintahan, Gubernur
                 beberapa raja di Bali menjadi ragu-ragu untuk   Pudja mendatangi kediaman Minseibu Chōkan
                 mengambil sikap politik tertentu. Kondisi ini   di Singaraja dan menyampaikan ultimatum yang
                 membuat Pudja dan Manuaba memutuskan untuk      sudah dibicarakan. Awalnya pihak Chokan meminta
                 berkeliling Bali dan menggalang dukungan dari   waktu  5 hari untuk mempertimbangkannya. Akan
                 masyarakat.                                     tetapi,ketika melihat besarnya semangat dan
                                                                 dukungan yang diperlihatkan massa di belakang
                 Kekuatan utama yang membantu jalannya roda      Gubernur, mereka bersedia melakukan penyerahan
                 pemerintahan Gubernur Pudja dalam situasi       kekuasaan dalam waktu dua hari.
                 vakum kekuasaan itu adalah kelompok pemuda.
                 Kerja sama antara pemerintah Pudja-Manuaba      Dua hari kemudian Gubernur Pudja datang
                 dan pemuda menghasilkan perluasan basis-basis   kembali ke kediaman Minseibu Chōkan dengan
                 Republik yang militan di sejumlah swapraja,     diiringi demonstrasi massa yang lebih besar.
                 terutama di Badung, Buleleng, Jembranan,        Kelompok pemuda bersama rakyat berbaris secara
                 dan Tabanan. Pada saat yang sama sudah          teratur, mengibarkan bendera Merah Putih, dan
                 terbentuk pula BKR di Singaraja yang dipimpin   meneriakkan merdeka berulang kali dan diselingi
                 oleh Daidanco I Made Putu dan di Denpasar       dengan lagu-lagu perjuangan.Chōkan segera
                 oleh I Nyoman Pegeg pada 31 Agustus. Namun,     melaksanakan upacara penyerahan kekuasaan
                 keterbatasan alat komunikasi dan transportasi   kepada Gubernur Pudja. Pada 10 Oktober
                 membuat Gubernur Pudja dan Manuaba kesulitan    Gubernur dan para pejabat pemerintah lainnya
                 menjangkau tokoh-tokoh yang tinggal di pulau-   mengadakan rapat dengan raja-raja di Bali untuk
                 pulau lain dalam lingkup Sunda Kecil untuk      menyampaikan kabar tentang proses serah terima
                 segera mengabarkan proklamasi kemerdekaan,      dari penguasa militer Jepang kepada pemerintah
                 pembentukan provinsi baru, serta pendirian KNI.   Republik. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa
                 Pada awal pemerintahannya, Gubernur Pudja       para raja akan bekerja sama dengan KNI di
                 hanya sempat mengirim utusan dari Singaraja     setiap daerah untuk mengelola administrasi
                 untuk menemui penguasa swapraja Bima-Dompu,     pemerintahan di swapraja masing-masing dan
                 Sultan Muhammad Salahuddin, guna memperoleh     mereka bertanggung jawab kepada Gubernur
                 dukungan darinya.                               Pudja.


                 Pada 1 Oktober 1945 berita tentang pengakuan    Setelah penegasan status kepemimpinan sipil
                 atas Republik Indonesia dari Uni Soviet, Amerika   menjadi lebih jelas, Gubernur Pudja mengirim
                 Serikat, dan Republik Rakyat Tiongkok tersiar di   utusan, Hilan Tedjokusumo, ke Lombok, Sumbawa,
                 radio setempat. Kelompok pelajar dan pemuda     dan Bima-Dompu, untuk membentuk KNI di kedua
                 menyambutnya dengan kegembiraan luar biasa      daerah tersebut. Masyarakat berduyun-duyun
                 dan mengadakan pawai keliling kota untuk        menghadiri rapat umum dalam rangka proklamasi
                 merayakannya. Mereka melihat perkembangan itu   kemerdekaan dengan antusias kendati masih
                 sebagai kesempatan bagi pemerintahan Gubernur   terdapat 3.000 tentara Jepang di Bali. Ancaman
                 Pudja untuk mendesak pejabat lokal Dai Nippon   yang lebih besar sesungguhnya adalah kehadiran
                 menyerahkan kekuasaannya. Saat itu Gubernur     balatentara Sekutu di sebagian wilayah Indonesia.
                 Pudja dan Manuaba baru kembali dari perjalanan   Di Indonesia Timur hanya Bali, Lombok, dan
                 keliling Bali untuk mengabarkan proklamasi dan   Sumbawa yang belum dikuasai. Hal ini karena
                 mendirikan KNI di daerah-daerah swapraja. Dengan   Pasukan Sekutu yang diwakili oleh Australia dan
                 diwakili Ketua BKR, I Made Putu, kelompok pemuda   Inggris datang bersama pasukan Belanda, yakni
                 mendorong Gubernur untuk mendesak penguasa      NICA berikut perangkat administrasi sipilnya.
                 Jepang dengan ultimatum bahwa jika mereka       Mereka melakukan provokasi untuk kembali
                 tidak segera menyerahkan kekuasaan kepada       menguasai Indonesia.
                 pemerintah Republik akan terjadi pemogokan






                 128                                              ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147