Page 147 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 147

3. Hari-Hari Terakhir




                   Pudja dibebaskan pada 13 Maret 1948.Namun, ia    Setelah penyerahan kedaulatan pada 27 Desember
                   tidak kembali ke Bali, tetapi langsung membantu   1949, ia diminta menjadi Menteri Kehakiman NIT
                   Presiden Sukarno untuk urusan pemerintahan       dalam Kabinet Putuhena yang disebut kabinet
                   di dalam negeri ketika pemerintah Republik       likuidasi karena tugasnya mempersiapkan
                   dialihkan ke Yogyakarta. Sebagai pejabat yang    peleburan NIT ke dalam NKRI. Pudja ikut dalam
                   diserahi tanggung jawab mengawasi jalannya       Tim Likuidasi NIT pada akhir 1950. Setelah itu, ia
                   pemerintahan daerah,ia sering berkeliling bersama   terus aktif di berbagai kepanitian dan departemen
                   Sukarno untuk melakukan negosiasi dengan         untuk membantu Presiden Sukarno memantapkan
                   penguasa lima belas negara bagian agar mereka    Republik, antara lain, sebagai anggota Dewan
                   bersedia kembali membangun NKRI. Ia berulang     Pengawas Keuangan, anggota Panitia Negara
                   kali mewartakan perjuangan pemuda yang masih     Pembaharuan UU Perbendaharaan Negara, Panitia
                   terus berlanjut di daerah pegunungan di Bali untuk   Nasional Sistem Perpajakan, dan Panitia Penyusun
                   melawan kekuasaan Belanda dan menegakkan         UU Pembaharuan Agraria. Jabatan terakhirnya
                   Republik. Dengan penuh keyakinan ia mengatakan   sebelum ia pensiun pada 1968 adalah sebagai
                   bahwa apabila diadakan plebisit di Bali untuk    Ketua Badan Pengawas Keuangan. Ia meninggal
                   menentukan ikut Republik atau ikut negara buatan   dunia 9 tahun kemudian pada 4 Mei 1977 dalam
                   Belanda, 90 persen rakyat Bali akan memilih ikut   usia menjelang 69 tahun.
                   Republik.



















































                       I Gusti Ketut Pudja (paling kiri) bersama para menantunya saat menghadiri upacara keagamaan (Purnama)
                                 di Pura Adityawarman, Rawamangun (Jakarta). Dok. keluarga I Gusti Ketut Pudja.


                 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA                                      133
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152