Page 160 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 160

2.2 Menghadapi Belanda




                 Dengan kembalinya Belanda ke wilayah Indonesia   propaganda Belanda. Pada saat yang sama
                 bagian timur, kedudukan penguasa Republik yang   Ratulangi juga mengadakan petisi yang melibatkan
                 diawaki Sam Ratulangi menjadi surut. Pada 2     ratusan pemuka rakyat Sulawesi Selatan.
                 Oktober 1945, satu peleton tentara KNIL—yang
                 ditengarai dari unsur Ambon—mengendarai         Sam Ratulangi merancang petisi yang berisikan
                 empat buah truk keluar dari Fort Rotterdam dan   maklumat untuk mempertahankan daerah
                 menembaki pemuda dan rakyat sipil di tepi jalan   Sulawesi sebagai bagian mutlak negara Indonesia.
                 Lajangiru, Maccini, dan Maricaya. Atas peristiwa   Sebanyak 540 orang yang terdiri dari raja-raja,
                 itu, massa pemuda dan rakyat secara spontan     pemuda, tokoh agama, dan pemimpin politik dari
                 melakukan pembalasan terhadap orang-orang       Sulawesi Tengah dan Selatan ikut menandatangani
                 Ambon yang sudah lama menetap di Makassar.      petisi. Setelah rampung, petisi diserahkan kepada
                 Ironisnya, orang-orang Ambon yang jadi sasaran   Panglima Australia sebagai perwakilan Sekutu
                 pembalasan itu sebenarnya mereka yang pro RI    di Indonesia bagian timur. Kemudian, petisi
                 binaan Johannes Latuharhary, Gubernur Maluku.   diteruskan ke Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa.


                 Para bangsawan lokal resah menyaksikan          Pada Desember 1945 pihak Belanda mengadakan
                 ketegangan yang terjadi. Pada 15 Oktober 1945   perundingan dengan Gubernur Sam Ratulangi.
                 bertempat di rumah Raja Bone Arumpone Andi      Kedua belah pihak sepakat untuk memerintah
                 Mappanyukki di Jongaya diadakan pertemuan       kota Makassar melalui Komite Bersama Indonesia-
                 antar raja-raja di Sulawesi Selatan. Pertemuan   Belanda yang diawasi oleh Sekutu. Sementara
                 itu dihadiri sekitar 40 orang pemuka rakyat.    itu, daerah-daerah di luar Sulawesi berada dalam
                 Mereka pada intinya merumuskan deklarasi yang   kekusaan Indonesia dengan Sam Ratulangi
                 mendukung kekuasaan Republik di Sulawesi        sebagai pemimpinnya. Status Sulawesi ditentukan
                 Selatan di bawah kepemimpinan Gubernur Sam      kemudian hari berdasarkan persetujuan antara
                 Ratulangi. Sementara itu, di kancah fisik PPNI   pemerintah Indonesia dan Belanda yang akan
                 mulai melacarkan pemberontakan bersenjata       diselenggarakan. Namun, Belanda tidak pernah
                 pada 27 Oktober 1945. Mereka merebut tempat-    mematuhi persetujuan yang sudah disepakati.
                 tempat strategis yang diduduki NICA, mulai      Pada akhir Januari 1946 NICA telah menguasai
                 dari Radio Makassar, stasiun radio Matoangin    hampir seluruh wilayah Sulawesi di bawah
                 dan Maradekaja, tangsi polisi di Jalan Gowa,    pengawasan tentara Australia. Sam Ratulangi
                 hingga kantor NICA (Conica). Meski perlawanan   sendiri selalu menolak ajakan Belanda untuk
                 dilancarkan, nyatanya tentara Australia malah   bekerja sama untuk menjadikan Sulawesi sebagai
                 membalas aksi pro Republik dengan represi.      federasi tersendiri. Sementara itu, muncul pula
                 Komandan pasukan Australia, Brigjen Chihon,     tokoh lokal yang bemufakat dengan musuh
                 sikapnya lebih pro Belanda ketimbang Brigjen    Republik. Sosok yang dimaksud ialah Nadjmudin
                 Dougherty yang berkesan simpati terhadap        Daeng Malewa.
                 perjuangan Indonesia. Dengan dalih pemulihan
                 pemerintahan sipil, tentara Australia tidak segan   Manuver politik Nadjmudin dalam pertemuannya
                 menindak dengan senjata dan pada akhirnya       dengan van Mook yang tanpa melibatkan
                 mematahkan gerakan bersenjata kelompok          kaum Republik memunculkan friksi dengan
                 pemuda.                                         Pusat Keselamatan Rakyat yang dipimpin Sam
                                                                 Ratulangi. Dampaknya sudah diperkirakan, yaitu
                 Sam Ratulangi menghimpun dan melindungi         penangkapan-penangkapan sejumlah orang
                 semua kekuatan pro Republik yang ada di         Republik yang dilakukan oleh pihak Belanda.
                 belakangnya dalam satu organisasi. Pada         Pada akhirnya, pemerintahan Sam Ratulangi
                 November 1945, Ratulangi mendirikan organisasi   tidak berlangsung lama. Selama sembilan bulan
                 Pusat Keselamatan Rakyat. Bertempat di          Gubernur Sam Ratulangi berjuang memimpin
                 Jalan Gowa yang menjadi kediaman sekaligus      Sulawesi sebelum mengalami masa pengasingan di
                 kantor gubernur, Sam Ratulangi memimpin         pulau seberang.
                 Pusat Keselamatan Rakyat dalam menghadapi




                 146                                              ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165