Page 147 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 147

Toponim Kota Yogyakarta   129





























                Sumber: Survei Lapangan tahun 2019









                                                                                             Jalan Bhayangkara
                                                                                             dari arah selatan





                  2. Kampung Ketandan


                  Nama kampung Ketandan berasal dari kata “katandhan”. J.F.C. Gericke dan T. Roorda
                  di dalam Javaansch-Nederduitsch Woordenboek menyebutkan bahwa katandhan merupakan
                  kediaman seorang  Tóndå (de woonplaats van eenen Tóndå).  Tóndå atau  tandha  dalam
                  kamus Kawi-Jarwa (Poerwadarminta, 1943) dapat berarti juru pajêg atau tukang pajak.
                  Ditelisik dari sejarahnya, wilayah ini dahulu merupakan kediaman para tandha yang
                  umumnya dipercayakan oleh Sri Sultan kepada orang-orang Tionghoa untuk menarik
                  pajak para pedagang di Pasar Beringharjo (sebelum kwartal pertama abad ke-20 dikenal
                  dengan nama Pasar Gedhe atau Pasar Loring Loji) yang sudah menjadi area jual-beli di
                  Kota Yogyakarta sejak tahun 1758. Profesi ini disebut dengan “Kanca Tanda Pamicis”,
                  tanda membayar pajak dengan uang receh (Gardjito, dkk., 2017: 25). Perjanjian pajak
                  Kampung Ketandan pertama dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama To-In
                  (Priyono, 2015: 140).
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152