Page 120 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 120

Pertempuran Teluk Cirebon





                           memiliki  cukup  serdadu  untuk  melakukan  hal
                                   77
                           tersebut.   Pasukan  Mountbetten  lebih  memusatkan
                           perhatian  pada  penyelamatan  tawanan/korban  perang
                           yaitu  orang-orang  eropa,  atau  indo-eropa  yang

                           dipenjara  selama  masa  kekuasaan  Jepang,  serta

                           menerima penyerahan dan melucuti tentara Jepang, hal
                           tersebut tentunya mengecewakan pihak Belanda.

                               Pada akhir Juni 1945 para pejabat Belanda dengan
                           didampingi  oleh  Inggris  sudah  kembali  ke  daerah-

                           daerah  kantong  sekuru  seperti  Tarakan  dan

                           Balikpapan,  Morotai  dan  beberapa  daerah  di  Papua.
                           Pada  awalnya  pihak  sekutu  lebih  mendahulukan

                           mengamankan  daerah  timur  Indonesia,  hal  tersebut
                           disebabkan  daerah  timur  memiliki  sumberdaya  alam

                           yang  cukup  potensial.  Baru  pada  September  1945

                           tenatar  sekutu  berhasil  mendarat  pertama  kali  di
                           Jakarta.  Armada  perang  Inggris  yang  pertama  kali

                           datang  dan  bertugas  sebagai  tim  pendahulu  adalah
                           armada  dibawah  pimpinan  Rear  Admiral  W.R

                           Patterson  di  Tanjung  Priok,  didalamnya  turut
                           membonceng  C.H.Van  Der  Plas  seorang  mantan

                           gubernur  hindia  Belanda  untuk  wilayah  jawa  timur,

                           beberpa  pegawai  sipil  dan  bekas  serdadu  Belanda
                           berkebangsaan  Indonesia.  Pada  minggu-minggu



                        77 Marwati Djoened Poesponegoro. Sejarah Nasional Indonesia Jilid
                        VI. (Jakarta: PT.Balai Pustaka. 2010),  hal. 454





                                                  107
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125