Page 102 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 4
P. 102
Inspiring Lecturer Paragon
oleh kaum muda tidak diterjemahkan ke dalam literasi digital tingkat
tinggi.
Banyak mahasiswa berjuang untuk menyesuaikan diri dengan
pembelajaran digital, dan orang tua tidak memiliki kapasitas untuk
mendukung mereka. Transisi ke pembelajaran digital telah membuat
banyak orang kewalahan, terutama mahasiswa yang berasal dari
komunitas yang terpinggirkan. Orang tua membutuhkan lebih banyak
bimbingan tentang bagaimana mengelola pembelajaran berbasis
rumah, terutama keluarga di daerah pedesaan atau dari latar belakang
sosial ekonomi yang lebih rendah. Kurangnya interaksi mahasiswa
dan dosen telah menggeser banyak beban mengajar dari dosen ke
mahasiswa dan orang tua mereka.
Selain itu, masih adanya ketidakseimbangan gender dalam
keterampilan digital pria dan wanita, terutama di daerah pedesaan.
Perempuan memiliki lebih sedikit akses ke perangkat digital atau
media sosial yang membatasi kesempatan mereka untuk bergabung
dengan komunitas online. Hal ini semakin diperkuat oleh persepsi
masyarakat yang mengklaim bahwa perempuan adalah technophobic,
kurang minat dan kemampuan teknologi.
Banyak dosen tidak memiliki keterampilan digital yang
diperlukan untuk pendidikan online dan menerima pelatihan secara
terbatas. Sebagian besar inisiatif EdTech sektor swasta
memprioritaskan pembangunan kapasitas dan keterampilan digital
mahasiswa, bukan dosen. Perguruan tinggi telah memberikan
dukungan terbatas untuk menyesuaikan rencana pembelajaran online,
90