Page 192 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 4
P. 192
Inspiring Lecturer Paragon
mahasiswnya, sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
bentuk pengalaman kerja ataupun jejaring, sementara bagi dunia
industri dapat mengembangakan perannya dalam bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar
atau disebut Corporate Social Responsibility (CSR).
Kelima, tidak dipungkiri ketersediaan sarana dan prasarana
memegang perananan yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan technopreneur di pendidikan vokasi. Penyediaan sarana
pendukung ini dapat diwujudkan ketika ada peran dan komitemen
yang tinggi dari lembaga pendidikan. Dukungan ini dapat berupa
dukungan dana, dukungan perlatan ataupun sarana fasilitas
pendukung kegiatan. Project atau kegiatan yang berhubungan dengan
teknologi atau melibatkan teknologi dalam pengerjaanya tentunya
membutuhkan dukungan finansial yang tidak sedikit baik dari sisi
penyediaan alat ataupun penyediaan tenaga ahli dalam proses transfer
ilmu pengetahuan. Namun hal ini tentunya diharapkan tidak dilihat
sebagai suata hambatan, namun justru menjadi tantangan dan
invetsasi di masa depan untuk melahirkan inovator inovator muda
technopreneur.
Penerapan inovasi technopreneur diatas tentunya
membutuhkan usaha dan komitmen yang tinggi dari semua pihak,
sehingga inovasi di bidang pendidikan khususnya di pendidikan
vokasi dapat terlaksana. Pada akhirnya sesuai dengan konsep awal
pendidikan tinggi vokasi untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja
di industri swasta, lembaga pemerintah atau wiraswasta secara
180