Page 31 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 4
P. 31
Inspiring Lecturer Paragon
beragam melalui aktivitas dan objek sehari-hari yang disepakati
fasilitator dan peserta didik. Dalam hal penilaian, dilakukan melalui
berbagai cara dan mengajak peserta didik melakukan refleksi untuk
pengembangan dirinya. Hal ini diharapkan, peserta didik mampu
mengenali titik awal pembelajarannya dan dapat mencapai titik muara
sebagai keberhasilannya.
Penerapan proses belajar masa lalu, bahwa guru/pendidik
sebagai pusat atau berperan utama dalam proses belajar (teacher-
centered learning) sudah mulai ditinggalkan. Guru sebagai sumber
ilmu pengetahuan, sudah tidak dapat lagi dipertahankan dalam
penerapan proses belajar di era terkini. Tuntutan kebutuhan sumber
daya manusia yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan
masyarakat bisnis dan sosial saat ini, menempatkan peserta didik
sebagai pusat pembelajaran atau dengan istilah student-centered
learning (SCL). Dengan metode SCL ini, keputusan-keputusan kunci
dalam proses pembelajaran ada di tangan peserta didik. Peserta didik
diposisikan sebagai pribadi dewasa yang mampu mengelola dirinya
sendir.
Memang, SCL membutuhkan tiga keterampilan utama, yaitu:
a) keterampilan teknologi: mampu mengoperasikan hardware dan
software pendukung untuk mencapai sasaran pembelajaran; b)
keterampilan pedagogi: misalnya mempraktikan collaborative
learning, problem-based learning, project-based learning, dan yang
lainnya; dan 3) keterampilan psikologi: mampu menerapkan prinsip-
prinsip dasar, seperti pembelajaran, proses berpikir, dinamika tingkah
19