Page 11 - Cerita Rakyat Papua (Moi, Byak, Maybrat)
P. 11
Putri Babi
Di suatu pagi nan cerah, tidak seperti biasanya Awailas hanya duduk bermalas-
malasan di beranda rumah. Padahal, biasanya Awailas tak menyiakan hari yang cerah untuk
pergi berburu ke hutan. Saat ia sedang menikmati makanan yang dihidangkan ibunya, tiba-
tiba terdengar teriakan orang-orang yang berlari lewat depan rumahnya.
“Hei, hendak ke mana kalian?“ teriak Awailas, menegur mereka yang berlari dengan
terburu-buru.
Salah satu dari mereka berteriak kepada Awailas. “Ayo, Ikut! Kami berhasil menikam
babi, tetapi melarikan diri,” serunya sambil terus berlari menuju hutan.
Mendengar mereka mengejar babi buruan, tanpa pikir panjang Awailas pun turut
memburu babi itu. Mereka menyusuri jejak tetesan darah babi yang dipastikan masuk ke
dalam hutan lebat.
Beberapa saat kemudian, sebelum tiba di tengah hutan, mereka melihat tetesan darah
itu terhenti di atas selembar daun tebelas, sejenis daun yang berbentuk lebar. Mereka merasa
heran karena ceceran darah hanya sampai di atas daun.
“Kenapa ceceran darah ini hanya sampai di atas daun, ya?“ tanya salah seorang
pemburu.
“Entahlah!” sahut yang lain.
“Ayolah, kita kembali ke kampung saja, toh, kita telah kehilangan jejak!” ajak
pemburu lainnya.
“Tunggu!” teriak Awailas.
“Mungkin di bawah daun ini, sarang mereka!” seru Awailas lagi.
“Ah, mana mungkin, Awailas?“ mereka tidak yakin.
11