Page 7 - Cerita Rakyat Papua (Moi, Byak, Maybrat)
P. 7
Burung Pemakan Buah Beringin
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda bernama Awailas. Ia berasal dari
suku Moi bermarga Kalami Malasili. Awailas dikenal sebagai seorang pemuda luar biasa,
yang memiliki kemampuan berbahasa binatang dan bahasa makhluk dari alam gaib. Awailas
acap kali tampak bercakap-cakap dengan mereka.
Pada suatu pagi yang cerah, Awailas pergi ke hutan untuk berburu. Ia membawa
noken, kantong dari anyaman kulit kayu yang digunakan sebagai tempat hasil buruan.
Dengan langkah ringan ia menyusuri belantara.
Tiba-tiba terdengar suara gemerisik semak terinjak. Awailas menjadi waspada. Ia
menengok kiri dan kanan, bersiap melemparkan tombaknya. Tetapi suara itu menghilang.
“Ah, mungkin hanya tupai yang lewat di semak-semak,“ kata Awailas menghibur diri.
Ia kecewa karena sampai tengah hari belum mendapatkan hasil buruan.
Ia pun meneruskan langkahnya sambil mempertajam pendengaran. Samar-samar...
terdengar suara riuh, layaknya orang tengah berpesta.
“Siapa yang berpesta pora di tengah hutan seperti ini?” gumamnya. dahinya
mengernyit.
Merasa heran, pemuda Moi itu pun mencari sumber suara. Hingga, sampailah ia di
sebuah pohon beringin besar yang menjulang tinggi di tengah hutan. Di situlah suara seperti
orang tengah berpesta, semakin keras dan jelas terdengar.
“Suara orang berpesta ini semakin jelas, tetapi tidak ada seorang pun di sini,” Awailas
merasa bingung.
Ia mengamati sekeliling pohon beringin. Ketika memandang ke atas, di antara dahan
dan dedaunan lebat beringin besar itu, tampaklah kawanan burung tengah asyik memakan
buah beringin.
7