Page 9 - Cerita Rakyat Papua (Moi, Byak, Maybrat)
P. 9

Tetapi  Awailas  tak  menjawab.  Ia  malah  sibuk  memasukkan  burung  yang  terkena

               sabetan kayunya ke dalam noken.  Setelah noken penuh,  Awailas turun dari atas pohon. Ia
               sangat puas melihat hasil buruannya kali ini.


                       Begitu  hari  menjelang  sore,  pemuda  Moi  itu  beranjak  pulang.  Dengan  membawa

               noken  besar  yang  penuh  dengan  daging  burung,  ia  melangkah  sambil  bersiul  sepanjang
               perjalanan. Bunyi gemerisik semak, pertanda adanya rusa ataupun  babi  hutan  yang tengah

               asyik mencari makanan, tak lagi ia hiraukan, sebab nokennya telah penuh.


                       Sampai  di  rumah,  Awailas  membersihkan  daging  burung  tangkapannya.  Kemudian
               membakar daging burung itu hingga masak dan menjadi makanan lezat.


                       “Hmhhhh,  daging  ini  enak  dan  renyah,“  gumam  Awailas  sambil  menikmati  hasil

               masakannya.  Karena  daging  burung  yang  telah  dibakarnya  cukup  banyak,  ia  memberikan
               sebagiannya ke keluarganya yang lain. Orang-orang yang mendapat bagian daging burung itu

               pun  senang,  karena  masakan  Awailas  sangat  lezat.  Awailas  juga  senang,  karena  telah
               membuat keluarganya gembira.


                                                            *




































                                                                                                         9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14