Page 72 - Drs. Adrianus Howay, MM - Meretas Batas Pendidikan di Tanah Papua
P. 72
“Pantas saja sekolah ini harus tutup, sekolah ini dibangun
tidak melalui uji kelayakan terlebih dahulu, “ kata Adrian kepada
staf LPMP yang mendampinginya monitoring.
“Iya pak. SMA ini juga belum mengantongi ijin prinsip
dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat,” timpal staffnya
sambil berkeliling melihat bangunan gedung.
Adrian berkeliling melihat bangunan gedung SMA
Kambufatem yang tidak terurus. Rumput sudah mulai meninggi
hingga teras sekolah. Dia melihat beberapa jendela ruangan
sudah mulai rusak.
SMA Kambufatem dibangun dengan menggunakan
anggaran APBD Kabupaten Maybrat tahun 2014. SMA
Kambufatem sempat membuka pendaftaran bagi murid
baru tahun ajaran 2015-2016. Tahun pertama buka, SMA
Kambufatem berhasil menjaring sembilan murid. Kemudian
tahun ajaran 2016-2017 tidak satu pun murid mendaftar di SMA
Kambufatem.
Masih banyak gedung sekolah yang nasibnya mirip
SMA Kambufatem di beberapa daerah wilayah Provinsi Papua
maupun Papua Barat. Kasus gedung mangkrak berbanding
terbalik dengan beberapa kasus sekolah yang kekurangan
fasilitas sarana prasarana pendukung.
Melihat penggambaran betapa terpuruk dan tidak
meratanya pendidikan di Papua dan Papua Barat, menggerakan
60