Page 10 - e-Modul Sejarah SMK MST-2
P. 10
2. Perundingan Linggajati
Pada tanggal 10 November 1946, pihak • tentaranya dari daerah-daerah itu paling
lambat 1 Januari 1949.
Indonesia dan Belanda kembali mengadakan • Republik Indonesia dan Belanda akan
perundingan di Linggajati. Perundingan itu bekerja sama untuk membentuk negara
dipimpin oleh Lord Killern. Dalam federasi dengan nama Republik. Indonesia
perundingan Linggajati itu, delegasi Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya
dipimpin oleh Perdana Menteri Soetan adalah Republik Indonesia.
Sjahrir dan anggotanya antara lain Presiden • Republik Indonesia Serikat dan Belanda
Soekarno, Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta, akan membentuk Uni Indonesia-Belanda
Dr. Leimena, Dr. A. K. Gani, Mr. Moh. Roem, dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Mr. Amir Syarifuddin, dan Mr. Ali Boediardjo. 3. Komisi Tiga Negara
Dari pihak Belanda dipimpin oleh van Agresi militer yang dilancarkan Belanda
Mook dengan anggotanya antara lain Mr. van menimbulkan reaksi hebat dari berbagai
Pool dan E. de Boer. Seperti sebelumnya, negara. Pada tanggal 30 Juli 1947 pemerintah
perundingan ini pun berjalan sangat alot India dan Australia mengajukan permintaan
karena baik pihak Republik Indonesia maupun secara resmi kepada Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) agar
masalah Indonesia segera dimasukan dalam
Belanda berpegang teguh pada prinsipnya daftar acara DK PBB.
masing-masing. Pada tanggal 15 November
1946, perundingan mencapai persetujuan yang Permintaan itu diterima pada tanggal 1
terdiri dari 17 pasal, di antaranya yang Agustus 1947. Dewan Keamanan PBB
terpenting adalah sebagai berikut: memerintahkan gencatan senjata pada kedua
belah pihak yang sudah harus berlaku pada
tanggal 4 Agustus 1947. Pada tanggal 14
• Belanda mengakui secara de facto Republik Agustus 1947, DK PBB mengadakan sidang
Indonesia atas wilayah Sumatra, Jawa dan untuk membahas masalah Republik Indonesia
Madura. Belanda segera menarik mundur Belanda.
e-Modul SMK kls X 10
Sejarah Indonesia Bab-1 Semester 2