Page 4 - PAH 7.4
P. 4

Mari Belajar




                 Upakara dan upacara memiliki keterkaitan yang sangat erat. Upakara adalah
                 sarana  pelaksanaan dari upacara   yadnya.  Kata  upakara  dapat  diuraikan
                 menjadi dua  kata  yaitu  “upa” yang artinya  dekat,  dan “kara” yang artinya
                 tangan/pekerjaan.  Jadi pengertian upakara   berarti segala  sesuatu  yang

                 berhubungan erat dengan pekerjaan tangan. materi dari upakara terdiri atas
                 daun, bunga, buah-buahan, air, dan dalain-dalain.

                     Dalam   sumber  lainnya  disebutkan pula   bahwa  pengertian upakara
                 adalah  segala  sesuatu  yang berhubungan dengan perbuatan/pekerjaan/

                 tangan, yang pada umumnya berbentuk materi, seperti daun, bunga, buah-
                 buahan, air, dan api sebagai pelengkap dari suatu upacara.
                     Mengenai materi upakara juga dijelaskan dalam kitab Bhagavagita. IX.

                 Sloka 26 sebagai berikut.

                                      “Patraṁ pushpaṁ phalaṁ toyaṁ
                                        yo me bhaktȳ prayachchhati

                                         tad aham bhaktyupahritam
                                          asn̄mi prayat̄tmanah”
                 Terjemahan:

                      Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun,
                      sekumtum bunga, sebiji buah-buahan atau seteguk air, Aku terima

                             sebagai bhakti persembahan dari orang berhati suci.
                     Maksud dari sloka tersebut di atas adalah Hyang Widhi Wasa menerima
                 bhakti persembahan bukan diukur dari besar kecilnya suatu persembahan.
                 Akan tetapi dari hati suci yang tulus     ikhlas  yang dijadikan landasan

                 persembahan dan pikiran yang berpusat pada Hyang Widhi Wasa.

                     Upakara (bebantenan) merupakan dasar pedoman bagi para pinandita/
                 pemangku    pura  dan juga    sarati banten,  dalam   pembuatan upakara
                 (bebantenan) yang dipergunakan pada setiap upacara keagamaan.




                 90 | Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII
   1   2   3   4   5   6   7   8   9