Page 14 - TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO DAN VIDEO
P. 14
wilayah yang dilihat penonton atau kamera pada suatu shot. Sebagai
patokan untuk menetapkan posisi kamera dalam pengambilan gambar
terdapat dua pertanyaan yang harus dijawab yaitu, dimanakah sudut
pandang terbaik untuk pengambilan suatu adegan (scene) dan seberapa
luas atau banyak wilayah yang harus diambil.
Pemilihan sudut pandang kamera yang tepat akan mempertinggi
visualisasi dramatik dari suatu cerita. Sebaliknya, jika penempatan sudut
pandang kamera dilakukan tanpa motivasi tertentu maka makna gambar
yang telah direkam akan sulit dipahami oleh penonton. Oleh karena itu,
penempatan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting
dalam membangun cerita yang berkesinambungan.
2) Continuity
Sebuah film harus menampilkan urutan gambar yang
berkesinambungan, lancar, dan mengalir secara logis. Inilah aspek continuity
sebuah film. Sebuah film, baik itu sebuah rekaman kenyataan ataupun fiksi,
harus mampu memberikan sebuah realitas kehidupan yang nyata bagi
penontonnya. Dengan demikian, dapat dikatakan film adalah suatu dunia
pura-pura yang meyakinkan dan itu dapat terwujud apabila kesinambungan
dan logikanya terjaga dengan baik dan diterima secara wajar oleh penonton.
Membuat film harus direncanakan dengan baik dan detail agar
kesinambungan cerita dapat terjaga dengan baik. Dalam perencanaan (pra
produksi), baik itu berupa catatan-catatan ide, corat-coret outline, desain
storyboard, ataupun shooting script, harus memasukkan pertimbangan
kesinambungan ini, karena jika tidak dilakukan, film yang dibuat hanya
merupakan kumpulan shot yang tidak jelas. Film mempunyai waktu dan
ruangnya sendiri. Waktu dalam film dapat dipersempit atau dikembangkan.
a) Kesinambungan waktu
Waktu yang sesungguhnya selalu bergerak ke depan, tetapi
dalam film waktu dapat dimainkan. Ada 4 kategori waktu dalam film,
yaitu masa sekarang, masa lampau, masa depan, dan menurut kondisi
waktu.