Page 429 - Toponim sulawesi.indd
P. 429
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 415
Manjamba hingga sungai ini bertemu dengan Salu Longolisa, dan sepanjang
alirannya sampai Butu Tubu. Dari Butu Tubu menuju Butu Paparandangan.
Batas selatannya adalah teluk Mandar. Sementara wilayah pesisir pantai di
masa ini adalah sebagaimana digambarkan bahwa:
“Garis pantai sangat teratur. Dari barat ke timur kita bisa
menjumpai tanjung-tanjung terpenting berikut ini: Ujung Labuan,
Ujung Buku dan Ujung Mampië. Ujung Labuan dan Ujung Buku
sangat terkenal karena perairannya yang tidak aman. Di sini
masih dijumpai banyak karang di bawah permukaan air. Teluk-
teluk berikut ini menawarkan tempat berlabuh yang baik bagi
kapal; Teluk Balangnipa di mana Sungai Balangnipa bermuara;
Teluk Campalagiang di mana Sungai Campalagiang bermuara
dan Teluk Mampie.” 37
Pada sepanjang garis pantai tersebut, terdapat pemukiman-
pemukiman perdagangan sebagai salah satu ciri Orang Mandar. Inilah salah
satu ciri orang Mandar di Polewali termasuk perkembangan kota pantai
Polewali. Orang-orang Mandar di pantai menjadi pedagang yang terkenal.
Perdagangan dan perkapalan menjadi sumber kemakmuran utama.
Perjalanan niaga terbentang sangat jauh ke Sumatra, Selat Malaka, Jawa,
Borneo dan Maluku semuanya dikunjungi. Sebagai muatannya adalah
barang-barang tenun, ikan, produk pertanian, rotan dan sebagainya.
38
Muatan baliknya terdiri atas tembaga, tembikar, berbagai barang rumah
tangga dan bahan makanan. Muatan kembali ini dijual lagi di tempat lain
atau di daerah sendiri.
Ada pelaut trampil yang dengan perahu-perahu besar mengendalikan
sebagian besar pelayaran tradisional di daerah-daerah ini. Perdagangan
37 Anon, “Nota Van Toelichting Betreffende het Landschap Balangnipa,” TBG, tahun
1912, jilid XLI, hlm. 523.
38 Anon, Buku Pelajaran Sejarah Lokal Mandar (Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1999), hlm. 2.