Page 33 - Ringkasan Materi XII
P. 33
2) milki sendiri walaupun hanya sebagian yang diwakafkan atau
musya (bercampur dan tidak dapat dipindahkan dengan bagian yang
lain
Tempat berwakaf (yang berhaka menerima hasil wakaf itu), yakni
orang yang memilki sesuatu, anak dalam kandungan tidak syah.
Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid, sekolah orang yang
tidak mampu dan sebagainya” tidak perlu qabul (jawab) kecuali yang
bersifat pribadi (bukan bersifat umum)
Harta yang Diwakafkan
Wakaf meskipun tergolong pemberian sunah, namun tidak bisa dikatakan
sebagai sedekah biasa. Sebab harta yang diserahkan haruslah harta yang
tidak habis dipakai, tapi bermanfaat secara terus menerus dan tidak boleh
pula dimiliki secara perseorangan sebagai hak milik penuh. Oleh karena itu,
harta yang diwakafkan harus berwujud barang yang tahan lama dan
bermanfaat untuk orang banyak, misalnya:
1) sebidang tanah
2) pepohonan untuk diambil manfaat atau hasilnya
3) bangunan masjid, madrasah, atau jembatan
Dalam Islam, pemberian semacam ini termasuk sedekah jariyah atau amal
jariyah, yaitu sedekah yang pahalanya akan terus menerus mengalir kepada
orang yang bersedekah. Bahkan setelah meninggal sekalipun, selama harta
yang diwakafkan itu tetap bermanfaat
27. Mengidentifikasi tentang bentuk jual beli, peserta didik dapat
menentukan asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam.
Asas-asas dalam ekonomi islam :
1. Asas ridha’iyyyah (asas rela sama rela) yaitu bahwa transaksi ekonomi
dalam bentuk apapun yang dialkukan perbankan pada prinsip rela sama
rela buka suka sama suka yang bersifat hakiki. Asas tersebut dalam Al
Quran diterangkan bahwa semua bentuk transaksi yang mengandung
unsur paksaan tidak diperbolehkan.
2. Asas manfaat yaitu bahwa akad yang akan dilakukan oleh lembaga
keuangan dengan nasabh berkenaan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi
kedua pihak, maka dari akad-akad itu yang bersifat mudharat atau
mafsadat tidak diperbolehkan.