Page 5 - PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM PEMBUATAN FERRONIKEL
P. 5
diumpankan ke dalam tanur melalui chute yang kakinya terpasang mengelilingi tanur listrik.
Dalam tanur listrik terjadi peleburan calcine dan menyelesaikan reduksi senyawa yang
terdapat di dalam bijih oleh fixed carbon. Dari leburan itu terbentuk dua fase yaitu, fase cair
yaitu fase slag dan fase metal/nikel. Slag berperan penting dalam mengatur komposisi logam
cair karena merupakan bahan perantara terjadinya reaksi kimia. Unsur yang terbentuk dari
hasil reduksi di dalam bijih adalah logam ferronikel. Pemisahan antara logam ferronikel dan
slag di dalam tanur adalah lapisan atas adalah Slag dengan tebal lapisan mencapai 1-1,5 m,
sedangkan lapisan logam ferronikel berkisar anatara 40–80 cm. Slag dikeluarkan dari tanur
o
listrik setiap 90.000 KWh sebanyak 90 ton dengan temperatur kira-kira 1550 C dan dialirkan
ke dalam kolam air sehingga tergranilasi menjadi butiran-butiran yang berukuran 5–10 cm.
Logam (metal) ferronikel dikeluarkan dalam tanur listrik. Logam ini disebut crude ferronikel
yang masih perlu dimurnikan untuk mendapatkan ferronikel dengan komposisi sesuai
permintaan.
3. Tahap Pemurnian
Pemurnian (refining) merupakan usaha untuk meningkatkan kadar suatu unsur
(logam) dengan cara menghilangkan unsur pengotor dalam suatu bahan dalam hal ini crude
metal untuk menghasilkan bahan/senyawa yang sesuai dengan kadar bahan yang diinginkan.
Tujuan dari proses pemurnian adalah untuk mengurangi kadar unsur pengotor (impurities)
dalam crude ferronikel (FeNi) antara lain kadar Silika (Si), Karbon (C), Phospor (P), Sulfur
(S). Proses pemurnian selalu berdasarkan prinsip bahwa elemen-elemen yang berbeda akan
dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian dengan fase yang berbeda-beda dan selanjutnya akan
dipisahkan secara fisika. Proses pemurnian crude metal menjadi ferronikel dilakukan dengan
beberapa jenis proses antara lain:
Proses Desulfurisasi
Proses desulfurisasi bertujuan untuk mengurangi kadar sulfur yang ada dalam crude
FeNi hasil peleburan supaya kandungan sulfur pada produk akhir maksimal menjadi 0,03%.
Unsur pengotor dalam crude FeNi berasal dari bijih nikel, bahan reduktor batu bara, serta
heavy oil yang digunakan untuk proses peleburan. Crude FeNi yang keluar dari proses
peleburan saat tapping metal akan ditampung dalam suatu ladle yang sebelumnya dipanaskan
terlebih dahulu. Ladle ini dibawa dengan menggunakan crane ke bagian pemurnian. Sebelum
proses desulfurisasi dimulai, terlebih dahulu bahan desulfurisasi seperti calcium carbide
(CaC 2), soda ash (Na 2CO 3), fluospar (CaF 2) dimasukkan ke dalam ladle. Terdapat juga
bahan-bahan pembantu seperti aluminum ingot, ferro silikon. Temperatur crude FeNi harus