Page 19 - SISTEM SIRKULASI
P. 19
Penyempitan pembuluh darah Pembentukan sumbat trombosit
(vascular spasm) (Platelet Plug Formation)
Respon pertama ketika terjadinya pembuluh
darah yang rusak adalah penyempitan pembuluh Trombosit biasanya tidak menempel antara satu
darah yang dihasilkan oleh kontraksi otot polos sama lain atau ke dinding pembuluh darah
pada dinding pembuluh darah. Peristiwa ini karena mereka ditolak oleh dinding pembuluh
membatasi kehilangan darah dari pembuluh yang darah yang bermuatan positif. Ketika pembuluh
darah rusak, jaringan ikat di pembuluh darah
rusak, karena dapat menutup pembuluh yang terbuka, akibatnya trombosit tertarik ke situs
benar-benar kecil dan menghentikan aliran tersebut dan menempel pada pada jaringan ikat
darahnya. Beberapa hal memicu terjadinya (yang bermuatan negatif) juga menempel
reaksi ini. Cedera merangsang reseptor nyeri, antara satu sama lain sehingga sekelompok
beberapa di antaranya langsung menginnervasi trombosit terakumulasi membentuk sumbat.
pembuluh darah di dekatnya dan menyebabkan Sumbat trombosit dapat mengurangi atau
pembuluh darah mengerut. Efek ini berlangsung menghentikan pendarahan kecil.
hanya beberapa menit, tetapi mekanisme lain
mengambil alih pada saat reaksi ini mereda.
Gambar 8.Tahapan pembentukan sumbat trombosit (Stanley, 2009)
Pembekuan Darah
Pembekuan darah adalah proses ketiga dan paling efektif dalam proses hemostasis.
Sangatlah penting darah membeku dengan cepat ketika pembuluh darah mengalami
kerusakan, tetapi sama pentingnya agar darah tidak menggumpal ketika tidak ada kerusakan
di pembuluh darah. Karena keseimbangan ini, proses pembekuan darah adalah salah satu
proses yang paling kompleks dalam tubuh, yang melibatkan lebih dari 30 reaksi kimia dan
melibatkan juga banyak zat. Walaupun prosesnya kompleks, pembekuan darah selesai dalam
waktu tiga sampai enam menit setelah pembuluh darah mengalami kerusakan.
12