Page 18 - BAHAN AJAR ANALISIS KATION
P. 18
PROSEDUR ANALISIS KATION GOLONGAN II
Prosedur 1
Larutan hasil pemisahan golongan I yang mengandung H2O2 terlebih dahulu
dipanaskan sampai mendidih yang akan dapat mengoksidasi timah(II) menjadi
senyawa yang lebih sukar larut, yaitu timah(IV). Dengan penambahan HCl dan H2O2
serta dengan kehadiran ammonia di dalam larutan akan dapat mengendapkan senyawa
sulfide kation golongan II. Warna endapan kation sudah dapat digunakan sebagai
pertanda awal dalam mengidentifikasi kehadiran senyawa kation golongan II, karena
hamper semua kation golongan II akan membentuk endapan coklat tua sampai hitam
bila bersenyawa dengan sulfide (sebagai tioasetamida, CH3C(S)NH2, selanjutnya
dibaca sebagai sulfide), kecuali Sb2S3 yang berwarna oranye, SnS2 berwarna kuning,
dan HgS berwarna merah.
Prosedur 2
Langkah pemisahan Sb2S3 dan SnS2 dilakukan berdasarkan sifat amfoterik dari
senyawa ini, sementara dalam suasana sedikit asam senyawa HgS, PbS dan CuS
2-
hanya sedikit bersifat amfoter. Sebagai contoh, dalam reaksi antara SnS2 dan S maka
2-
SnS2 bertindak sebagai asam lewis sedangkan S bertindak basa Lewis.Dalam hal ini
2-
ion polysulfide SX terbentuk dari hasil oksidasi ion sulfide pada suasana basa.
Prosedur 3
Senyawa PbS dan CuS kedua-duanya dapat larut dalam bentuk ion S di dalam
2-
larutannya dan akan dioksidasi menjadi S yang terlihat sebagai endapan berwarna
putih sampai kuning muda. Akan tetapi, kelarutan HgS lebih sedikit bila
dibandingkan kelarutan senyawa PbS untuk dioksidasi menggunakan larutan 2M
HNO3 hangat (bukan mendidih) pada kondisi senyawa PbS dan Cus tetap larut.