Page 11 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 11

BURUH MOGOK KERJA NASIONAL, INI PERMINTAAN MENPERIN KE PELAKU
              INDUSTRI
              Menteri  Perindustrian  (Menperin)  Agus  Gumiwang  Kartasasmita  memiliki  permintaan  kepada
              pelaku industri. Melalui surat Nomor B/719 Tahun 2020, dia meminta kepada para pelaku industri
              agar meningkatkan intensitas dialog dengan para pemimpin serikat pekerja atau buruh di tingkat
              perusahaan, sehingga tidak terjadi kegiatan yang menggangu kegiatan produksi, seperti dalam
              bentuk aksi unjuk rasa.

              "Tentunya sinergi tersebut akan menciptakan keterbukaan dan keharmonisan antara manajemen
              perusahaan  dengan  pengurus  serikat  pekerja  atau  buruh  sehingga  kegiatan  yang  bisa
              menggangu  produktivitas  industri  dapat  diminimalkan,"  katanya  melalui  keterangan  tertulis,
              Selasa (6/10/2020). Selain itu, demi menjaga para pekerja dari potensi tindakan intimidasi serta
              pemaksaan untuk melakukan mogok kerja dan unjuk rasa yang akan berlangsung 6-8 Oktober
              2020, Menperin meminta para pelaku industri ikut aktif berkoordinasi dengan aparat keamanan
              setempat.

              "Dalam hal ini pihak Polri akan memberikan perlindungan kepada para pekerja dan tindakan
              tegas terhadap pelanggaran hukum yang terjadi," ujarnya. Untuk tetap menjaga produktivitas
              tenaga  kerja  industri  pada  masa  pandemi  Covid-19,  dia  minta  pelaku  industri  melakukan
              pemantauan penerapan protokol kesehatan perusahaan, baik di dalam pabrik maupun di luar
              lingkungan kerja.
              Untuk itu, dirinya mengimbau perusahaan/industri memberikan pengertian kepada para pekerja
              agar menghindari aktivitas yang menimbulkan kerumunan massa dalam jumlah besar.

              "Kami meminta kepada para pelaku industri untuk mengingatkan para pekerja, bahwa dalam
              situasi pandemi Covid-19 saat ini, aksi unjuk rasa dipastikan menimbulkan kerumunan massa
              dalam  jumlah  besar,  sehingga  protokol  pencegahan  penularan  Covid-19  sulit  dijalankan,"
              imbaunya.  Agus  khawatir  terhadap  potensi  terciptanya  klaster  baru  penularan  Covid-19  di
              lingkungan perusahaan akibat kegiatan bersifat massal.
              "Tentunya  akan  memiliki  dampak  yang  luar  biasa,  karena  bisa  membahayakan  keselamatan
              pekerja dan mempengaruhi produktivitas industri itu sendiri," katanya.

              Pada situasi pandemi, pemerintah juga terus berupaya mewujudkan dunia usaha lebih kondusif
              melalui  implementasi  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja  yang  baru  saja  disahkan.  Undang-
              undang tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan kegiatan ekonomi dan investas
              sehingga  dapat  menciptakan  lebih  banyak  lapangan  pekerjaan  bagi  masyarakat.  Yang  pada
              akhirnya dapat semakin mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

              "UU Cipta Kerja tidak lain merupakan upaya menciptakan kondisi yang lebih kondusif sehingga
              membuat investor nyaman berinvestasi di Indonesia, yang tentunya akan memberikan multiplier
              effect bagi ketersediaan lapangan pekerjaan baru," ujarnya. Lebih lanjut kata dia, UU Cipta Kerja
              memberikan  manfaat  yang  cukup  signifikan,  mencakup  kemudahan  dan  kepastian  dalam
              mendapatkan  perizinan  berusaha  dengan  penerapan  perizinan  berbasis  risiko  (risk-based
              approach) dan penerapan standar. Kemudian, pemberian hak dan perlindungan yang lebih baik
              bagi pekerja atau buruh. Sekaligus akan mampu meningkatkan daya saing dan produktivitas
              usaha.

              Dalam  pemberitaan  sebelumnya,  2  juta  buruh  akan  terus  menyuarakan  penolakan  adanya
              Omnibus  Law  UU  Cipta Kerja  dengan  melakukan  mogok  nasional  selama  tiga  hari.  Lantaran
              banyak aturan yang dianggap merugikan para pekerja/buruh. Salah satunya, pengurangan upah
              minimum serta risiko status pekerja akan terus menjadi pekerja kontrak.


                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16