Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 138

AHY Serukan Koalisi dengan Rakyat

              Setelah  sidang  paripurna,  Ketua  Umum  Partai  Demokrat  Agus  Harimurti  Yudhoyono  (AHY)
              menegaskan sikap partainya yang tetap menolakRUU Cipta Kerja. "Saya mohon maaf kepada
              masyarakat Indonesia, khususnya buruh danpekerja, karena kami belum cukup suara untuk bisa
              memperjuangkan kepentingan rakyat Insya Allah, kita terus memperjuangkan harapan rakyat,"
              ujarnya.

              AHY menegaskan, RUU Cipta Kerja tidak memiliki urgensi. Seharusnya semua pihak berfokus
              pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Dia menyatakan, RUU Cipta Kerja juga
              sangat dipaksakan, berat sebelah, dan banyak pasal yang merugikan pekerja. Dia juga menyebut
              RUU itu berbahaya. Sebab, terlihat ekonomi Pancasila akan bergeser menjadi terlalu kapitalistik
              dan neoliberalistik. "Menjadi jauh dari prinsip-prinsip keadilan sosial. Alih-alih berupaya men-
              ciptakan  lapangan  kerja  secara  luas,  RUU  tersebut  berpotensi  menciptakan  banyak  sekali
              masalah lainnya," tambahnya.

              Dia juga menegaskan bahwa Partai Demokrat memilih berkoalisi dengan rakyat kecil, termasuk
              para buruh dan pekerja yang paling terdampak pandemi dan krisis ekonomi.

              Sementara  itu,  Ketua  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  Suprat-man  Andi  Agtas  menampik  jika
              pembahasan RUU Cipta Kerja disebut terburu-buru. Alasannya, rapat kerja dimulai pada 20 April.
              Pembahasan baru selesai pada 3 Oktober. Selama rentang waktu tersebut, ada 7.197 daftar
              inventarisasi masalah (DIM) yang dibahas. "Itu artinya ada waktu enam bulan. Dan itu maraton,
              nggak  berhenti.  Meskipun  banyak  pasalnya,  kitahanyaharmonisasi  dan  sinkronisasi,"  jelas
              Suprat-man sebelum rapat paripurna Pandangan Pemerintah

              Menko Perekonomian Air-langga Hartarto menegaskan, ada 43.600 regulasi yang membuat daya
              saing Indonesia lemah dan dirapikan melalui omnibus law. "Sebelum pandemi Covid-19, ada
              sekitar

              43.600 regulasi, daya saing kita tertinggal di ASEAN," ujarnya dalam rapat paripurna.

              Terkait  dengan  aspek  ketenagakerjaan,  dia  menyebut  ada  program  perlindungan  kepada
              masyarakat, baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Juga angkatan kerja yang belum
              mendapatkan perlindungan, baik UMKM maupun koperasi.
              Ketum Partai Golkar itu menyebutkan, pandemi Covid-19 tidak hanya memberikan dampak besar
              terhadap perekonomian, tetapi juga membutuhkan skema perlindungan baru. Perlindungan itu
              berupa  program  jaminan  kehilangan  pekerjaan  yang  memberikan  manfaat,  yakni  cash
              benefit'Afau. uang tunai dan pelatihan untuk upskillingmm-pun reskilling serta akses informasi
              pasar tenaga kerja.

              "Dengan demikian, pekerja

              atau buruh yang mengalami PHK tetap terlindungi dalam jangka waktu tertentu sambil mencari
              pekerjaan baru yang lebih sesuai," tegasnya.

              Airlangga juga menyatakan bahwa UU tersebut tidak akan menghilangkan hak cuti Pekerja. Dia
              juga  memastikan,  perlindungan  pekerja  dalam  UU  omnibus  law  akan  lebih  mengakomodasi
              insentif dan hak para pekerja.

              Bukan hanya itu, dia juga memastikan bahwa kehadiran UU tersebut menambah jaminan bagi
              pekerja. Di antaranya jaminan kehilangan pekerjaan atau JKP. "Ini pun tidak menghilangkan
              manfaat jaminan kecelakaan kerja, jaminan ke-matian, jaminan hari tua dan pensiun. Tanpa
              membebani iuran ke Pekerja dan pengusaha,' imbuhdia. (deb/dee/wan/mia/ syn/idr/cl9/c7/oni)


                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143