Page 383 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 383

Ringkasan

              Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan, sejak awal pembahasan Rancangan
              Undang-Undang  RUU Cipta Kerja  telah melalui dialog dengan semua lapisan, terutama kalangan
              buruh. Hal itu dikatakan Ida dalam surat terbuka yang ditujukan pada buruh.



              RUU CIPTA KERJA DISAHKAN, MENAKER: HATI SAYA BERSAMA MEREKA YANG
              BEKERJA DAN MENGANGGUR
              Jakarta -  Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan, sejak awal pembahasan
              Rancangan  Undang-Undang    RUU  Cipta  Kerja    telah  melalui  dialog  dengan  semua  lapisan,
              terutama kalangan buruh.

              Hal itu dikatakan Ida dalam surat terbuka yang ditujukan pada buruh.

              "Kepada teman-teman serikat pekerja/serikat buruh. Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog
              tentang  RUU Cipta Kerja  , baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal.
              Aspirasi  kalian  sudah  Kami  dengar,  sudah  kami  pahami.  Sedapat  mungkin  aspirasi  ini  kami
              sertakan menjadi bagian dari RUU ini. Pada saat yang sama kami juga menerima aspirasi dari
              berbagai kalangan," kata Ida dalam suratnya, Senin (5/10/2020).

              Ida  mengaku  berusaha  di  titik  tengah  yang  tidak  hanya  memihak  pekerja,  melaikan  juga
              penggangguran.  "Saya  berupaya  mencari  titik  keseimbangan.  Antara  melindungi  yang  telah
              bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur, yang tak
              punya  penghasilan  dan  kebanggaan.  Tidak  mudah  memang,  tapi  kami  perjuangkan  dengan
              sebaik-baiknya," ujarnya.

              "Saya paham ada di antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan
              mengerti. Ingatlah, hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur,"
              tambahnya.

              Ida  meminta  buruh  memikirkan  masak-masak  sebelum  melakukan  aksi  mogok  kerja  secara
              massal.  "Terkait  rencana  mogok  nasional,  saya  meminta  agar  dipikirkan  lagi  dengan  tenang
              karena situasi jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. Pandemi Covid
              masih tinggi, masih belum ada vaksinnya. Pertimbangkan ulang rencana mogok itu," katanya.

              "RUU Cipta Kerja  ini. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir. Soal PKWT,
              outsourcing,  syarat  PHK,  itu  semua  masih  mengacu  pada  UU  lama.  Soal  upah  juga  masih
              mengakomodir  adanya  UMK.  Jika  teman-teman  ingin  100%  diakomodir,  itu  tidak  mungkin.
              Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang," sambung
              Menteri Ida.
              Ida  menyatakan  sudah  banyak  permintaan  buruh  yang  diakomodir,  oleh  karena  itu  mogok
              seharusnya tidak dilakukan. "Karena sudah banyak yang diakomodir, maka mogok menjadi tidak
              relevan. Lupakanlah rencana itu. Jangan ambil resiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami
              dan anak-anak di rumah. Mereka wajib kita jaga agar tetap sehat," tulisnya.

              "Saya mengajak kita kembali duduk bareng. Dengan semangat untuk melindungi yang sedang
              bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur. Saya dengan antusias menunggu
              kehadiran  teman-teman  di  meja  dialog,  bukan  di  jalanan.  Saya  percaya  kita  selalu  bisa
              menemukan jalan tengah yang saling menenangkan. Kita sedang berupaya menyalakan lilin dan
              bukan menyalahkan kegelapan. Salam sayang saya kepada keluarga di rumah. Tetaplah sehat,"
              ia mengakhiri suratnya.


                                                           382
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388