Page 448 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 448

SYARIEF HASAN: ALASAN MEMPERCEPAT PENGESAHAN UU CIPTA KERJA
              MENGADA-ADA
              ,  JAKARTA  - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan
              langkah  pimpinan  DPR  RI  yang  terburu-buru  menggelar  rapat  paripurna  DPR  RI  untuk
              pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU. Apalagi omnibus law itu masih menuai pro kontra di
              masyarakat.

              Sedianya, paripurna DPR itu diagendakan pada Kamis (8/10). Namun secara tiba-tiba dipercepat
              menjadi Senin (5/10). Hal ini pun menuai banyak pertanyaan dari masyarakat terkait alasan
              mempercepat pelaksanaan forum pengambilan keputusan tingkat II itu.

              Menurut Syarief, langkah mempercepat rapat paripurna DPR itu dapat menjadi preseden buruk
              bagi  lembaga  legislatif.  Apalagi,  langkah  ini  muncul  setelah  marak  pemberitaan  akan
              dilakukannya demonstrasi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja oleh kalangan mahasiswa,
              buruh, dan elemen masyarakat lainnya.
              "Langkah mempercepat rapat paripurna mengindikasikan tidak didengarnya aspirasi rakyat kecil
              terkait  UU  Cipta  Kerja.  Hal  ini  akan  semakin  menurunkan  bahkan  mematikan  kepercayaan
              masyarakat terhadap lembaga DPR RI," kata Syarief menyesalkan.

              Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menyatakan bahwa pelaksanaan sidang paripurna
              tidak seharusnya dipercepat. Apalagi dengan alasan yang tidak dapat diterima bahkan terkesan
              mengada-ada.

              Legislator  kelahiran  Palopo,  Sulawesi  Selatan,  17  Juni  1949  ini  menyatakan  dengan  tegas
              penolakannya  terhadap UU  Cipta  Kerja  yang baru  saja  disetujui  DPR,  karena  menilai  UU  itu
              sangat merugikan masyarakat sebab tidak berpihak kepada kaum buruh dan masyarakat kecil.

              "Hilangnya  sanksi  pidana  bagi  perusahaan  nakal,  semakin  kecilnya  UMR,  dan  tidak  adanya
              jaminan uang pesangon menjadi alasan kami menolak dengan tegas RUU ini," ungkap Syarief.

              Dia juga menilai, UU Cipta Kerja itu hanya akan menimbulkan masalah baru di tengah Pandemi
              Covid-19.  Seperti  menyebabkan  karyawan  kontrak  susah  diangkat  menjadi  karyawan  tetap.
              Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) akan semakin besar.

              "PHK akan semakin dipermudah. Serta hilangnya jaminan sosial bagi buruh, khususnya jaminan
              kesehatan dan jaminan pensiun.", tegas Syarief.
              Syarief memandang langkah DPR mempercepat sidang persetujuan UU Cipta Kerja menunjukkan
              arogansi pemerintah dan DPR RI.

              "Kami dari Partai Demokrat tidak akan ambil bagian dalam langkah Pemerintah dan DPR RI yang
              arogan,  tendensius,  dan  terlalu  terobsesi  kepada  RUU  yang  jelas-jelas  merugikan  rakyat
              Indonesia," pungkas mantan Menteri Koperasi dan UKM ini.(jpnn).

















                                                           447
   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452   453