Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 50
menyatakan aturan tersebut berpotensi membuat pekerja atau buruh menjalani kontrak seumur
hidup. "PKWT atau kontrak seumur hidup tidak ada batas waktu kontrak," katanya melalui
keterangan tertulis.
Perjanjian kerja ini akan berakhir apabila pekerja atau buruh meninggal dunia, jangka waktu
perjanjian kerja berakhir, selesainya suatu pekerjaan tertentu, dan kejadian lain yang
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. Dalam Pasal 61A beleid tersebut juga menyatakan
apabila PKWT berakhir maka pengusaha wajib memberikan uang kompensasi kepada pekerja
atau buruh. Uang kompensasi yang dimaksud sesuai dengan masa kerja di perusahaan yang
akan diatur lebih lanjut melalui PP.
Pemerintah sejak jauh hari telah membantah soal keberadaan pasal yang mengancam kontrak
seumur hidup itu. Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Dini Shanti Purwono pada Februari lalu
mengungkapkan bahwa aturan itu justru memberi kepastian pada pekerja yang selama ini
berstatus kontrak.
Berkaca dari pengalaman selama ini, kata Dini, banyak perusahaan yang berbuat 'curang' dengan
terus memperpanjang kontrak kepada pekerja. Padahal dalam UU Ketenagakerjaan telah
dibatasi. "Di lapangan, buruh justru dirugikan karena mereka dikontrak 7-8 tahun. Biasanya kasih
jeda sebentar kemudian kasih kontrak baru," katanya.
Untuk itu melalui RUU Ciptaker, pemerintah tak lagi mengatur waktu kontrak pekerja. Namun
pemerintah memberikan proteksi tambahan berupa kompensasi bagi pekerja. DPR diketahui
telah mengesahkan Omnibus Law Ciptaker, hari ini, Senin (5/10). Sebelumnya, pengambilan
keputusan terhadap RUU Ciptaker dijadwalkan berlangsung pada Kamis (8/10).
Selain mempercepat pengambilan keputusan terhadap UU Omnibus Law Ciptaker, DPR juga akan
mempercepat masa reses dimulai besok Selasa (6/10). Sebelumnya masa reses dijadwalkan
mulai Jumat (9/10). Pengesahan UU Omnibus Law Ciptaker ini mendapatkan penolakan dari
kalangan rakyat. Selain aksi massa yang digelar secara langsung, protes pun atas rencana
pengesahan Omnibus Law Ciptaker pun bergaung di media sosial, salah satunya Twitter.
(psp).
49