Page 588 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 588

Ketua Majelis Nasional Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) Yohanes Joko Purwanto
              menyatakan siap mulai turun ke jalan mengkoordinir buruh yang ada di Lampung. Dalam situasi
              ini kata dia sudah tidak ada lagi kompromi dan negosiasi yang bisa dilakukan.

              "Pilihannya  adalah  membatalkan  omnibus  law.  Itu  harga  mati.  Oleh  karena  itu  besok  kami
              bersama elemen buruh, mahasiswa, dan elemen lain akan turun ke jalan," kata dia.

              Polri  Mengintai  &  Melarang  Protes  RUU  Ciptaker    Kapolri  Jenderal  Polisi  Idham  Azis
              menerbitkan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/645/X/PAM.3.2./2020. Isinya 12 instruksi dari
              Idham agar seluruh Polsek hingga Polda mengawasi, melarang, hingga membuat kontra narasi
              yang  mendiskreditkan  pemerintah.  Itu  semua  dilakukan  karena  berbagai  elemen  buruh
              menyatakan akan mogok massal dan menggelar demonstrasi menolak RUU Ciptaker.

              Beberapa isi instruksi itu: pengerahan fungsi intelijen dan deteksi dini terhadap elemen buruh
              dan masyarakat yang berencana berdemonstrasi dan mogok nasional; melakukan patroli siber
              pada media sosial dan manajemen media untuk bangun opini publik yang tidak setuju dengan
              unjuk rasa di tengah pandemi.

              "Benar telegram itu, sebagaimana pernah disampaikan Kapolri Jenderal Idham Azis, di tengah
              pandemi  COVID-19  ini  keselamatan  rakyat  merupakan  hukum  tertinggi  atau  salus  populi
              suprema lex esto," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono dalam keterangan tertulis,
              Senin (5/10/2020).

              "Polri  tidak  memberikan  izin  aksi  demonstrasi  atau  kegiatan  lainnya  yang  menyebabkan
              terjadinya kerumunan orang dengan tujuan mencegah penyebaran COVID-19. Ini juga sejalan
              dengan Maklumat Kapolri. Kami minta masyarakat untuk mematuhinya," imbuhnya.

              Wakil Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Jumisih merespons instruksi
              pimpinan tertinggi Polri tersebut. Dia berpendapat upaya kepolisian itu bentuk pengekangan dan
              pembungkaman terhadap ruang demokrasi negeri ini.
              Setiap rakyat, lanjut dia, punya hak untuk melakukan unjuk rasa menyampaikan pendapat di
              muka umum. "Itu juga upaya menakuti warga masyarakat yang kritis, yang hendak mengkritisi
              kebijakan pemerintah. Ini tindakan berlebihan, dan melanggar privasi dan hak asasi manusia.
              Jelas tidak bisa dibenarkan," ucap Jumisih ketika dihubungi Tirto, Senin (5/10).
              Menurut dia biarkan rakyat menyampaikan pendapatnya, toh pihaknya dan elemen buruh lainnya
              sudah terbiasa aksi dengan mengikuti protokol kesehatan. Pandemi COVID-19 jangan jadi alasan
              pembungkaman hak warga negara. Tugas dan peran kepolisian harusnya adalah memastikan
              bahwa hak itu bisa terlaksana dengan baik dan aman, bukan menakut-nakuti warga.
























                                                           587
   583   584   585   586   587   588   589   590   591   592   593