Page 603 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 603
Alhasil, dari survei yang dilakukan Voxpopuli Research Center, para responden sangat setuju jika
Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet.
Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad mengatakan, menjelang setahun
pemerintahan periode kedua, Jokowi sebaiknya mengevaluasi kabinet. "72,8 persen responden
setuju dilakukan reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri yang kinerjanya buruk. Hanya 22,3
persen yang tidak setuju dan 4,9 persen tidak tahu/tidak jawab," ujar Dika Moehamad dalam
keterangan persnya yang diterima , Senin (5/10).
Dorongan perombakan kabinet itu terutama pada catatan kinerja sejumlah menteri. Setidaknya
ada sembilan menteri yang dipandang publik kinerjanya paling buruk. Umumnya penilaian publik
terhadap mereka di bawah 1 persen.
Mereka adalah Mendikbud Nadiem Makarim (0,9 persen); Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy
Prabowo (0,7 persen); dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (0,1 persen).
Dika mencontohkan peran Terawan yang seharusnya menjadi sentral dalam krisis kesehatan,
tapi dinilai tidak optimal. Upaya mengendalikan Covid-19 dilakukan oleh Gugus Tugas atau kini
berubah menjadi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).
Begitu juga dengan Nadiem yang sebelumnya dianggap sukses membangun start-up. Kini
kinerjanyamasih dipertanyakan kinerjanya. Publik menilai belum ada gebrakan berarti oleh
mantan bos Gojek itu. Terlebih di tengah kegiatan sekolah yang terhenti dan kesulitan
masyarakat untuk pembelajaran daring.
Sementara untuk Edhy Prabowo dikenal kontroversi. Politikus Partai Gerindra itu mengizinkan
ekspor lobster dan lembek dalam mengatasi illegal fishing. Menurut Dika, keputusan Edhy
membalikkan kebijakan keras menteri sebelumnya dinilai publik sebagai keputusan yang tidak
tepat.
Adapun menteri lain yang dinilai berkinerja buruk adalah Menteri Agama Fachrul Razi (0,8
persen); Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (0,5 persen); Menteri Pariwisata Wishnutama
(0,4 persen); dan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah (0,3 persen).
Lalu, Menteri Sosial Juliani P Batubara (0,3 persen) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati (0,2 persen).
Selebihnya masih ada sejumlah nama lain yang hanya dinilai 0,1 persen dan tidak tahu/tidak
menjawab 3,0 persen.
"Sebaliknya, menteri dinilai berkinerja baik, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani (25,3 persen);
Menteri BUMN Erick Thohir (18,8 persen); dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno (13,0 persen),"
papar Dika.
Di sisi lain, kata Dika, publik masih puas dengan kinerja kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam
menangani Covid-19. Nilainya mencapai 64,7 persen.
Hal itu terkait dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemberian bansos,
hingga pembukaan kegiatan ekonomi secara bertahap.
Meskipun demikian masih ada sebanyak 30,6 persen yang menyatakan tidak puas. Hal itu
disebabkan dengan masih terus naiknya kurva penambahan kasus positif. "Kesulitan ekonomi
akibat dampak PSBB menjadi titik kelemahan Presiden," imbuh Dika.
Adapun survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 11-20 September 2020, melalui
telepon kepada 1.200 responden yang diambil secara acak. Margin of error survei sebesar lebih
kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Editor : Ilham Safutra .
602