Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 92

Ringkasan

              Setelah melalui 64 kali rapat maraton yang digelar setiap hari bahkan pada masa reses anggota
              dewan  dan  pada  libur  akhir  pekan,  DPR  akhirnya  mengesahkan  RUU  Cipta  Kerja  (Ciptaker)
              menjadi undang-undang pada Senin (5/10). UU  Ciptaker  terbagi ke dalam 186 pasal dan 15
              bab.



              BENARKAH UU CIPTAKER AKAN PERBAIKI IKLIM INVESTASI RI?
              oleh  Adinda Pryanka, Iit Septyaningsih, Sapto Andika Candra  Setelah melalui 64 kali rapat
              maraton yang digelar setiap hari bahkan pada masa reses anggota dewan dan pada libur akhir
              pekan, DPR akhirnya mengesahkan RUU Cipta Kerja (Ciptaker) menjadi undang-undang pada
              Senin (5/10). UU  Ciptaker  terbagi ke dalam 186 pasal dan 15 bab.
              Secara garis besar, pasal-pasal dalam UU Ciptaker mencakup peningkatan ekosistem investasi
              dan kemudahan perizinan hingga perlindungan serta pemberdayaan UMKM dan koperasi. Isu
              ketenagakerjaan, riset dan inovasi, kemudahan berusaha dan pengadaan lahan juga menjadi
              bagian dalam  beleid  ini.

              Cakupan  berikutnya,  kawasan  ekonomi,  investasi  Pemerintah  Pusat  dan  Proyek  Strategis
              Nasional dan dukungan administrasi pemerintah. Isu terakhir, berbicara mengenai sanksi.

              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  meyakini,  cakupan  substansi
              tersebut  akan  dapat  mendukung  upaya  pemerintah  dan  DPR  bersama  untuk  mendorong
              peningkatan kegiatan ekonomi dan investasi. "Sehingga akan dapat menciptakan lebih banyak
              lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan pada akhirnya akan mampu mendorong perekonomian
              nasional kita," kata Airlangga, dalam keterangan resmi yang diterima  Republika,  Ahad (4/10)
              lalu.

              Dalam  pidatonya  di  rapat  paripurna  DPR  yang  mengesahkan  UU  Ciptaker,  Airlangga
              menyebutkan,  keberadaan  UU    Omnibus  Law    Cipta  Kerja  akan  membantu  Indonesia  untuk
              keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah dengan memanfaatkan bonus demografi.

              Beleid  ini dinilai mampu menyelesaikan permasalahan terbesar Indonesia, yaitu hiperegulasi
              untuk menciptakan lapangan kerja. UU Omnibus Law Cipta Kerja, kata Airlangga, akan merevisi
              beberapa Undang-Undang eksisting yang menghambat penciptaan lapangan kerja. Regulasi ini
              sekaligus sebagai instrumen penyederhanaan serta peningkatan efektivitas birokrasi. "Kami atas
              nama  pemerintah  apresiasi  kerja  parlemen,  kerja  DPR,"  tuturnya  saat  menghadiri  Rapat
              Paripurna secara fisik di Gedung DPR Jakarta, Senin (5/10).

              Kantor Staf Presiden (KSP) juga menyambut baik pengesahan (RUU Cipta Kerja menjadi UU pada
              Senin (5/10) sore. Tenaga Ahli Utama KSP, Donny Gahral Adian, mengakui bahwa pengesahan
              UU Cipta Kerja  memang tidak akan memuaskan semua pihak. Namun menurutnya, aturan ini
              dibuat sebagai solusi atas kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap lapangan kerja yang lebih
              luas.

              UU Cipta Kerja, menurutnya, dibuat demi memperbaiki ekosistem investasi. Investasi yang lebih
              banyak inilah, menurutnya, yang pada akhirnya akan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.
              Apalagi di masa pandemi seperti ini, saat semakin banyak masyarakat yang butuh lapangan
              kerja. "Kalau ada yang merasa tidak puas, ya  kan  ada mekanisme konstitusional yaitu  judicial
              review  dan pemerintah siap menghadapi itu," ujar Donny.

              In  Picture:    Tok!  DPR  Sahkan    RUU  Cipta  Kerja    Jadi  Undang-Undang    Ketua  Umum  DPP
              Himpunan Pengusaha Pribumi (Hippi) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menjelaskan,

                                                           91
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97