Page 104 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 104

positive - Kurniasih Mufidayati (Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS) Saya harap pemerintah
              benar-benar menjamin hak THR para pekerja itu terbayarkan oleh perusahaan-perusahaan
              negative  -  Adi  Machfudz  (Wakil  Sekretaris  Jenderal  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo))
              Kelonggaran  yang  dimaksud  adalah  mengembalikan  kepada  hubungan  bipartit,  yaitu  antara
              pengusaha dan pekerja

              positive  -  Adi  Machfudz  (Wakil  Sekretaris  Jenderal  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo))
              Jangankan membayar THR, mampu mempertahankan karyawan saja sudah sangat luar biasa

              negative  -  Adi  Machfudz  (Wakil  Sekretaris  Jenderal  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo))
              Faktanya juga kita mengajukan katakanlah relaksasi perbankan yang diberikan pemerintah. Jika
              kita mengajukan kredit investasi dengan kondisi pandemi covid-19 ini justru malah sulit. Saya
              kira perbankan juga menahan, tetapi di sisi lain kekhawatirannya juga karena tidak menentunya
              pertumbuhan ekonomi kita

              positive - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Kami sangat berharap setelah pemerintah
              banyak  memberikan  insentif  serta  kemudahan-kemudahan,  sekarang  teman  pengusaha  bisa
              membayar THR



              Ringkasan

              Dalam  hitungan  hari,  Lebaran  tiba.  Seperti  pada  tahun-tahun  sebelumnya,  persoalan
              pembayaran  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  kembali  mengemuka.  Kali  ini  bahkan  makin  terasa
              spesial  mengingat  selama  setahun  belakangan,  banyak  usaha  yang  harus  paceklik  tergerus
              pandemi. Meski demikian, ada juga potensi pandemi ditunggangi perusahaan demi terlepas dari
              kewajiban membayar THR.


              THR, KEWAJIBAN YANG TAK TERBANTAHKAN

              JAKARTA - Dalam hitungan hari, Lebaran tiba. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, persoalan
              pembayaran  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  kembali  mengemuka.  Kali  ini  bahkan  makin  terasa
              spesial  mengingat  selama  setahun  belakangan,  banyak  usaha  yang  harus  paceklik  tergerus
              pandemi. Meski demikian, ada juga potensi pandemi ditunggangi perusahaan demi terlepas dari
              kewajiban membayar THR.

              Ya, pandemi tidak serta-merta membatalkan kewajiban perusahaan yang sudah bertahun-tahun
              dijalankan ini. Di momen Idulfitri 1442 H, para pengusaha kembali diwajibkan membayar THR
              secara  penuh  selambat-lambatnya  7  hari  sebelum  hari  raya.  Pengusaha  yang  membandel,
              dipastikan diganjar denda sebesar 5%.

              Berkaca  pada  kondisi  tahun  lalu,  skema  pembayaran  THR  yang  bisa  dicicil  sebagai  imbas
              pandemi  covid-19  kenyataannya  memang  tidak  begitu  efektif.  Karena,  menurut  data
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker),  masih  ada  103  perusahaan  yang  menunggak
              pembayaran THR tahun kemarin.

              Sikap  abai  ratusan  perusahaan  ini  tentunya  tidak  sejalan  dengan  isi  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan  (Permenaker)  Nomor  6  Tahun  2016.  Aturan  itu  tegas  menyebut  THR
              keagamaan adalah pendapatan nonupah yang wajib dibayarkan pengusaha pada pekerja atau
              buruh menjelang hari raya keagamaan.





                                                           103
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109