Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 107

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Adi Machfudz,
              mendorong perusahaan, terutama yang tidak terdampak pandemi covid-19, untuk membayar
              penuh THR 2021. Sebab, rata-rata perusahaan besar diyakininya sudah mencadangkan alokasi
              THR tersebut dari jauh-jauh hari. Namun, seperti halnya Mufida, dia berharap ada kelonggaran
              bagi pengusaha di sektor tertentu yang belum mampu membayar THR penuh akibat terdampak
              pandemi covid-19.

              "Kelonggaran yang dimaksud adalah mengembalikan kepada hubungan bipartit, yaitu antara
              pengusaha dan pekerja," kata Adi kepada Validnews, Senin (26/4). Ia meminta pemerintah tidak
              hanya melihat secara parsial dari sisi pengusaha-pengusaha besar. Akan tetapi melihat sektor-
              sektor terdampak, seperti UMKM. Kemudian sektor-sektor lain seperti pariwisata, perhotelan,
              restoran, hingga retail yang cukup terdampak akibat pandemi ini.

              "Jangankan membayar THR, mampu mempertahankan karyawan saja sudah sangat luar biasa,"
              jelasnya.

              Apalagi  klaim  stimulus  bantuan  kepada  perusahaan  yang  terdampak,  kata  dia,  juga  sulit
              didapatkan oleh pengusaha.

              "Faktanya juga kita mengajukan katakanlah relaksasi perbankan yang diberikan pemerintah. Jika
              kita mengajukan kredit investasi dengan kondisi pandemi covid-19 ini justru malah sulit. Saya
              kira perbankan juga menahan, tetapi di sisi lain kekhawatirannya juga karena tidak menentunya
              pertumbuhan ekonomi kita," jelas Adi.

              Menanggapi  hal  ini,  Menteri  Tenaga  Kerja  Ida  Fauziyah  sendiri  mengakui,  ada  beberapa
              perusahaan yang sudah menyampaikan ketidakmampuannya membayar THR tepat waktu dan
              membutuhkan relaksasi yang lebih panjang.

              Namun, ia mengingatkan, pemerintah saat ini sangat membutuhkan dukungan pengusaha untuk
              mendorong  pertumbuhan  ekonomi.  Apalagi,  imbuhnya,  pemerintah  juga  telah  banyak
              memberikan stimulus kepada perusahaan yang terdampak.

              "Kami  sangat  berharap  setelah  pemerintah  banyak  memberikan  insentif  serta  kemudahan-
              kemudahan, sekarang teman pengusaha bisa membayar THR," jelas Ida, dalam konferensi pers
              virtual, Senin (26/4).
              Untuk memastikan pekerja memperoleh haknya, Ida meminta serikat pekerja dan pengusaha
              terlibat dalam upaya memantau secara langsung posko THR. Pemantauan ini dilakukan secara
              periodik sehingga akan terlihat progres pembayaran THR yang terlapor di Posko THR di pusat
              maupun provinsi. Saat ini, kata dia, Posko THR telah tersedia di 34 provinsi seluruh Indonesia.

              Adapun mekanisme pengawasannya, Kemenaker setelah menerima pengaduan dari Posko THR,
              secara periodik membuat atensi pemeriksaan kepada kepala dinas ketenagakerjaan provinsi.
              Selanjutnya memerintahkan pengawas ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan pelaksanaan
              pembayaran THR tahun 2021.

              Pengawas ketenagakerjaan kemudian akan mendorong pengusaha maupun pekerja melakukan
              dialog, untuk pelaksanaan pembayaran THR keagamaan sesuai ketentuan peraturan perundang-
              undangan dan menyesuaikan dengan kondisi perusahaan.
              Apabila terdapat perusahaan yang tidak mampu melaksanakan pembayaran THR keagamaan H-
              7, maka harus dibuat kesepakatan terkait jangka waktu dengan dengan ketentuan minimal H-1
              Lebaran. Pengusaha yang tidak membayar THR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
              undangan,  maka  Gubernur,  Wali  Kota  hingga  Bupati  memberikan  sanksi  kepada  perusahaan
              yang bersangkutan berupa sanksi administratif dan denda. (Seruni Rara Jingga, Maidian Reviani,
              Wandha Nur Hidayat).
                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112