Page 109 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 109

MENAKER: PEMBAYARAN THR SECARA PENUH BERDAMPAK POSITIF TERHADAP
              PEREKONOMIAN
              JAKARTA:  Jelang  Lebaran  2021,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  kembali
              mengingatkan kalangan pengusaha, untuk segera membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR)
              kepada pekerja/buruh selambat-lambatnya H-7 perayaan Idul Fitri 1442H.

              "Pembayaran THR secara penuh akan berdampak positif terhadap perekonomian, karena hal
              tersebut  akan  mendorong  daya  beli  masyarakat,  khususnya  pekerja/  buruh.  Peningkatan
              konsumsi akan berimbas pada meningkatnya perputaran ekonomi yang semakin cepat," tutur
              Menaker di Jakarta, Senin (26/4/2021).

              Berdasarkan hal itu, lanjutnya, maka pada tahun ini pemerintah berkomitmen,THR 2021 harus
              dibayarkan secara penuh dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebab, di awal
              tahun  2021,  pemerintah  telah  mengeluarkan  berbagai  insentif  kepada  pengusaha,  untuk
              memulihkan pergerakan ekonomi dengan membayarkan THR kepada pekerja/buruh.
              Dikemukakannya,  pemerintah  sangat  serius  dalam  pembayaran  THR  tahun  2021,  karena  ini
              merupakan  salah  satu  instrumen  agar  dapat  cepat  memulihkan  perekonomian  Indonesia.
              Keseriusan ini, dapat terlihat dengan digalakkannya pembentukan Posko THR, dan dilibatkannya
              Serikat  Pekerja  (SP)/Serikat  Buruh  (SB)  dan  Pengusaha  yang  tergabung  dalam  Dewan
              Pengupahan Nasional sebagai tim pemantau Posko THR.

              "Dilibatkannya  SP/SB  dan  Pengusaha  yang  tergabung  dalam  Dewan  Pengupahan  Nasional
              bertujuan,  agar  pelaksanaan  pembayaran  THR  tahun  2021  dapat  transparan  dan  terlaksana
              dengan baik," terang Menaker.

              Kepada para pengusaha yang telat membayar THR dan melewati tenggat H-1 Lebaran, akan ada
              sanksi  5  persen  dari  besaran  THR  yang  harus  dibayarkan  kepada  pekerja.  "Sedangkan  bagi
              pengusaha yang tidak membayar THR, sanksinya mulai dari teguran hingga pembatasan aktivitas
              usaha," jelasnya.

              Kondisi perekonomian pada fase pemulihan, dan situasi ekonomi jauh lebih baik dibandingkan
              periode  sebelumnya,  Menaker  meyakini  kondisi  kalangan  pengusaha  sudah  membaik,  dan
              mampu membayar THR secara penuh dan tepat waktu.
              Menaker mengatakan, pemerintah pun telah memberikan banyak insentif kepada pengusaha.
              Menurutnya, pengusaha dapat berkontribusi lebih besar dalam memulihkan pergerakan ekonomi
              dengan membayarkan THR kepada pekerja.

              "Bagi  pengusaha  yang  tidak  mampu  membayar  THR  sesuai  ketentuan  dan  waktu  yang
              ditentukan,  pemerintah  memberikan  kelonggaran  bagi  perusahaan/pengusaha  terdampak
              pandemi Covid-19. Yakni penundaan pembayaran THR paling lambat H-1 Lebaran, sepanjang
              pengusaha  tersebut  melakukan  dialog  dengan  para  pekerja  dan  menyampaikan  laporan
              keuangannya," jelas dia.

              Hasil kesepakatan antara perusahaan dan pekerja, lanjut Menaker, harus dibuat secara tertulis
              dan  harus  dilaporkan  kepada  Dinas  Ketenagakerjaan  kabupaten/kota,  paling  lambat  7  hari
              sebelum hari raya keagamaan.
              "(Kesepakatan tertulis-red) Ini tidak menghilangkan kewajiban membayar THR sesuai besaran
              dalam peraturan perundang-undangan," tuturnya. ***.





                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114