Page 57 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 57

PEKERJA KONTRAK JUGA BISA BELI RUMAH LEWAT MLT JHT BPJS
              KETENAGAKERJAAN, SUDAH TAHU?
              Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  (Permenaker)  Nomor  17  Tahun  2021  tentang  Tata  Cara
              Pemberian, Persyaratan, dan Jenis Manfaat Layanan Tambahan (MLT) dalam Program Jaminan
              Hari  Tua  kembali  disosialisasikan.  Hal  tersebut  dilakukan  oleh  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemenaker) bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

              Informasi saja, manfaat layanan tambahan ini menyediakan fasilitas kemudahan untuk memiliki
              rumah  serta  renovasi  rumah  bagi  pekerja/buruh  maupun  pengembang  properti.  Di  dalam
              regulasi  tersebut  tercantum  syarat  yang  bisa  mengajukan  pembelian  rumah  adalah  menjadi
              anggota kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

              "Manfaat layanan tambahan ini untuk semua status pekerja, baik PKWT (Perjanjian Kerja Waktu
              Tertentu)  maupun  PKWTT  (Perjanjian  Kerja  Waktu  Tidak  Tertentu),"  ujar  Dirjen  Pembinaan
              Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenaker Indah Anggoro Putri dalam konferensi pers
              virtual, Rabu (3/11/2021).

              Dengan demikian, pekerja kontrak juga bisa mengajukan permohonan pembelian rumah dengan
              cara Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk yang ditunjuk
              sebagai bank yang memfasilitasi pembelian rumah. Jika pekerja tersebut terkena pemutusaan
              hubungan kerja (PHK), masih tetap bisa melanjutkan MLT fasilitas penyediaan rumah tersebut.

              Namun demikian, tetap pihak bank yang dapat menentukan apakah pengaju KPR melalui MLT
              BP Jamsostek ini masih layak membeli rumah. MLT ini hanya dikhususkan bagi pekerja/buruh
              yang belum memiliki rumah sama sekali atau rumah pertama. Hunian yang ditawarkan dalam
              program MLT BPJS Ketenagakerjaan tersebut tidak hanya berupa rumah tapak, tetapi juga bisa
              berbentuk rumah susun maupun apartemen.

              "Jadi memang MLT ini bagi pekerja/buruh yang memang belum memiliki rumah sendiri atau
              rusun sendiri. Tapi kalau dia sudah punya rumah, tidak boleh memanfaatkan MLT ini. MLT ini
              bukan  hanya  rumah  tapak,  boleh  juga  rusun  atau  apartemen.  Harus  atas  nama  pekerja  itu
              sendiri," kata Indah.

              Direktur Utama (Dirut) BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, selama ini, pengaju KPR tidak
              hanya  pekerja  penerima  upah,  tetapi  juga  pekerja  informal.  Jadi,  Bank  BTN  tidak
              mempermasalahkan status dari pekerja/buruh yang mengajukan tersebut.

              "Tanpa ada program Jamsostek, itu pun kita memberikan kredit KPR buat pekerja profesional
              yang tidak ada penghasilan tetap. Logika sederhananya apalagi kalau anggota Jamsostek. Jadi
              itu  open  untuk  yang  punya  kerjaan  tetap  yang  punya  slip  gaji  bulanan,  kewajiban  menjadi
              anggota Jamsostek, dan juga mengiur itu merupakan nilai plus sebenarnya," ucap dia.

              Dalam kesempatan itu, Dirut BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menyebutkan syarat
              untuk mendapatkan manfaat layanan tambahan fasilitas perumahan ini wajib menjadi anggota
              kepesertaan BP Jamsostek minimal satu tahun.

              "Tapi  persyaratan  lainnya  dia  telah  menjadi  peserta  selama  setahun  minimal.  Kedua,  tertib
              administrasi dan iurannya. Ketiga, perusahaan tempat dia bekerja itu tidak PDS atau perusahaan
              daftar sebagian, apakah itu upah, program, atau ketenagakerjaan. Terakhir, secara analisa bank
              itu layak," ucap dia.

              Penulis : Ade Miranti Karunia  Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita.



                                                           56
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62